Tomohon, RMC – Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan tidak
etis yang dilakukan oleh sejumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara (KPPS) di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, yang belakangan ini menjadi viral
di media sosial. Aksi tersebut dinilai melanggar kode etik penyelenggara pemilu
dan merusak integritas proses pemilu yang seharusnya dijalankan secara
profesional.
Menurut Bawaslu, kejadian
tersebut berawal ketika beberapa anggota KPPS diduga terlibat dalam tindakan
yang tidak pantas, seperti menunjukkan preferensi politik secara terbuka dan
memberikan pengaruh terhadap pemilih yang berlatar tempat pemungutan suara
(TPS). Beberapa video yang beredar menunjukkan anggota KPPS yang sedang menyanyi
dengan Gerakan yang mengarah pada keberpihakan politik tertentu. Aksi ini
kemudian menuai kritik keras dari masyarakat dan warganet, yang merasa bahwa
pemilu harus dijalankan dengan prinsip netralitas dan keadilan.
Ketua Bawaslu Tomohon menegaskan
bahwa segala bentuk pelanggaran etika dalam penyelenggaraan pemilu akan
ditindak tegas. "Kami sangat menyesalkan kejadian ini. KPPS harus menjaga
netralitas dan tidak boleh terlibat dalam praktik yang dapat merusak
kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilu. Bawaslu akan melakukan
investigasi lebih lanjut untuk menindaklanjuti peristiwa ini," ujarnya.
Bawaslu juga mengingatkan bahwa
setiap anggota KPPS, baik di tingkat TPS maupun di seluruh daerah pemilu,
memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan pemilu berjalan dengan jujur dan
adil. Mereka diminta untuk menjunjung tinggi integritas dan menjalankan tugas
mereka sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sebagai bentuk tindak lanjut,
Bawaslu telah memerintahkan pihaknya untuk segera melakukan penyelidikan dan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa kejadian
serupa tidak terulang. Selain itu, Bawaslu juga mengimbau kepada seluruh masyarakat
untuk ikut berperan aktif dalam mengawasi jalannya pemilu dan melaporkan setiap
pelanggaran yang terjadi.
Sementara itu, masyarakat di Kota
Tomohon berharap agar kejadian ini tidak hanya menjadi sorotan sementara, namun
menjadi pembelajaran bagi seluruh penyelenggara pemilu untuk meningkatkan
profesionalisme dan etika dalam bertugas.
Kejadian ini juga menjadi
peringatan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu, agar
senantiasa menjaga independensi dan netralitas demi terlaksananya pemilu yang
bersih dan demokratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar