Tomohon,Redaksimanado.com~Elektabilitas JONRU-VOP saat pilkada 2015 terbilang sangat tinggi dibandingkan rivalnya Jimmy Feidie Eman-Syerly Adelyn Sompotan (EMAS) kala itu. Namun akar permasalahan kekalahan satu persatu mulai terkuak.
Pasangan yang diusung Partai PDIP tersebut, kala itu didukung oleh berbagai kalangan, termasuk mantan Walikota Tomohon Jefferson SM Rumajar yang harus merelakan tampuk pimpinan kekuasaan kepada pada pasangan EMAS.
Misteri kekalahan itupun terjawab saat isu penggagalan hasil Musyawarah Kota (Muskot) PMI di posting akun Instagram@LambeKawanua. Dalam postingan yang dihujani komentar netizen. Banyak yang memberikan apresiasi dan dukungan terhadap Syerly Adelyn Sompotan (SAS), sebagai Ketua PMI Tomohon terpilih.
Yang mencengangkan, dalam postingan itu, muncul komentar terkait Pilkada 2015 lalu, oleh akun @steven_tombokan, bunyinya seperti ini, "waktu emas ley, torang ley.. Nda minta apa2 ley.. Deng ada mati matian.... Kaluar doi sandiri nda minta jatah apa2 ley," tulis akun Steven_Tombokan membalas komentar akun @michaelgeorgemaringka yang menyentil perjuangan SAS untuk CSWL dan ODSK pada Pilkada 2020 lalu.
Komentar pemilik akun Steven Tombokan itu pun, disayangkan salah pengurus ranting PDIP Tomohon. Ia menyebut, harusnya kejadian pada Pilkada 2015 tak di ungkit lagi.
"Komentar Steven ini menggali luka lama kader partai. Harusnya itu dikubur, jangan diungkapkan di publik soal pengkhianatan itu," tegas kader PDIP Tomohon Selatan yang tak ingin namanya ditulis dalam berita ini.
Hal senada diutarakan mantan anggota DPRD Kota Tomohon dari PDIP, Hanny Meruntu, saat dihubungi media ini, menurutnya pengkhianatan yang dilakukan tersebut harus mendapat perhatian dari PDIP Provinsi.
"Ini sangat berbahaya di tubuh partai. Harus ada punishment dari PDIP Sulut, bahkan dari Ketum DPP PDIP, Jika tidak, Hanny melanjutkan, akan sangat berpengaruh buruk terhadap loyalitas kader partai, bebernya.
"Pasti pengaruh. Bagaimana kader partai akan setia, jika pemimpinnya tidak punya kesetiaan. Ini harus dilihat oleh petinggi PDIP," ucap ketua salah satu Tim Relawan Ganjar Pranowo itu.
Komentar dari akun tersebut menjadi perhatian publik, yang seakan menjawab fakta kekalahan JONRU-VOP pada Pilkada 2015 lalu yang hanya selisih 3000 suara karena ulah pendukung BAROL yang lebih memilih lawan daripada mendukung kawan.**(red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar