TOMOHON, RMC- Polemik yang terjadi di RSU GMIM Bethesda Tomohon semakin mebuka fakta-fakta yang terjadi di RSU yang sudah berdiri sejak 5 Agustus 1950 atau hampir 72 tahun yang lalu.
Salah satunya Pengenaan Bunga 24% per tahun atau 2% Perbulan, akan Dana talangan yang diberikan Badan Pekerja Sinode yang juga pembina Yayasan Medika GMIM (YMG) dalam Hal ini Pdt Hein Arina. untuk menutupi operasional RSU Bethesda
Padahal dana talangan atau Supply Chain Financing (SCF) adalah program pembiayaan oleh bank yang khusus diberikan kepada fasilitas kesehatan mitra Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk membantu percepatan penerimaan piutang. (tagihan Klaim kepada BPJS agar agar kelangsungan operasional rumah sakit tidak terganggu, terutama saat ada keterlambatan pembayaran klaim BPJS Kesehatan maupun Covid-19) yang hanya dikenakan 8,5% pertahun atau 0.7% perbulan.
Menurut Ramon Amiman pemberian dana talangan oleh pihak Hein Arina (HA) "Diawali dari permintaan surat persetujuan/ ijin dari pihak direksi akan permintaan SCF ke bank mandiri kepada ketua Pembina YMG yang merupakan salah satu syarat "
"Prosedur Yayasan Medika sejak tahun 2019, jika membutuhkan dana talangan, rumah sakit membuat surat permohonan izin dan uraian peruntukan pemakaian dana talangan ke Pembina Yayasan Medika." lanjutnya saat diwawancarai beberapa waktu yang lalu
"Oleh Hein Arina diarahkan untuk memintakan dana talangan dengan bunga 2% per bulan kepada Sinode GMIM saja padahal dari bank mandiri hanya 0,7% " tambahnya
Dana talangan pertama diterima pada 29 Agustus 2019 sebesar Rp3.275.712.860. Dikembalikan November 2019 dengan jumlah Rp3.406.741.134 atau sudah dikenakan bunga sebesar Rp131.038.514.
Dana talangan kedua diterima 29 Juni 2020 sebesar Rp1.616.468.400, dikembalikan ke Sinode GMIM 7 Desember 2020 sebesar Rp1.745.820.872 atau sudah ditambah bunga 2 persen menjadi sebesar Rp129.317.472.
Dana talangan ketiga diterima 3 Februari 2021 sebesar Rp2.500.000.000, dikembalikan ke Sinode GMIM 9 Maret 2021 sejumlah Rp2.550.000.000 karena sudah dikenakan bunga Rp50.000.000
Total Bunga yang diberikan sebesal 310 juta lebih selang 3 tahun ini. Dengan fakta ini beberapa warga GMIM yang di wawancarai mengecam tindakan yang dilakukan oleh Hein Arina.
"Ini sudah bukan tindakan yang pantas menjadi teladan, apalagi sebagai seorang pemimpin tertinggi di organisasi gereja yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, harusnya sebagai pimpinan yayasan sudah menjadi tugas mereka untuk mengatasi segala kesusahan dari RSU Bethesda" ujar Allen R warga Manado saat diwawancarai sabtu (26/3) 2022
Sementara itu menurut Hendra K warga Minahasa "Hein Arina tidak lagi menunjukan jiwa sebagai seorang hamba Tuhan melainkan hamba uang sehingga praktek perbankan ilegal dia tunjukan dalam kepemimpinannya, saya mengecam keras tindakan ini dan berharap kedepannya tidak lagi terjadi" saat diwawancarai Jumat (25/3) 2022
" Uang itu adalah uang yang dikumpulkan seluruh jemaat GMIM untuk dipakai dalam pelayanan termasuk pelayanan kesehatan kenapa harus diribakan atau dibungakan? tanya ke Hein Arina kalau dia masih sadar dia adalah seorang pendeta sehingga membuat kebijakan yang bertentangan demikian" ujar salah satu diaken yang minta namanya tidak dipublikasikan. ***(09)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar