» » 4 Jenis Infeksi Ini Bisa Menurunkan Tingkat Kecerdasanmu


RedaksiManado.Com
- Kecerdasan kerap dikaitkan dengan kemampuan mencerna peristiwa atau permasalahan dari hal-hal yang umum hingga tidak biasa. Sebagian besar orang juga mengasosiasikan kecerdasan adalah hasil sistem kerja otak. Dengan kata lain, otak adalah pusat dari kecerdasan seseorang.

Sama seperti organ tubuh lainnya, untuk bisa berfungsi dengan baik pun otak perlu dilatih agar terus mampu menghasilkan kecerdasan. Bersosialisasi, membaca buku, mendengar musik, bermain permainan asah otak, dan meditasi adalah beberapa cara sederhana meningkatkan kecerdasan.

Di sisi lain, kecerdasan juga bisa menurun, lho, Beauties, seperti misalnya kurang tidur, konsumsi alkohol, dan gangguan kesehatan mental. Namun, penelitian dari Aarhus University di Denmark juga menemukan penurunan kekuatan otak disebabkan oleh respons imun kita terhadap infeksi-peradangan (yang pada dasarnya merupakan respons imun) mengubah cara sel berkomunikasi dengan otak.

Penelitian yang dikutip dari Science Daily berbunyi, "Infeksi dapat mempengaruhi otak secara langsung, tetapi juga melalui peradangan perifer, yang mempengaruhi otak dan kapasitas mental kita. Infeksi sebelumnya telah dikaitkan dengan depresi dan skizofrenia, dan juga telah terbukti mempengaruhi kemampuan kognitif pasien yang menderita demensia. Ini adalah studi besar pertama yang menunjukkan bahwa infeksi juga dapat mempengaruhi otak dan kemampuan kognitif pada individu yang sehat."

Di bawah ini, ada beberapa penyakit otak yang disebabkan oleh infeksi dan berpotensi menyebabkan penurunan kecerdasan pasien. Apa saja? Dihimpun dari Very Well Health, berikut ulasannya.
Apa Itu Infeksi Otak

Infeksi otak adalah suatu keadaan infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit yang mempengaruhi otak, sumsum tulang belakang, atau organ sekitarnya. Jika infeksi ini terjadi serius besar kemungkinan dapat mengancam jiwa.

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi ini bisa ditandai dengan beberapa gejala seperti demam, sakit kepala, kejang, dan perubahan perilaku atau kebingungan. Pada beberapa kasus, mereka dapat menyebabkan kerusakan otak, stroke, atau bahkan kematian.

Ada beberapa jenis infeksi otak di dalam dunia medis. Berikut penjelasannya

Meningitis
Meningitis adalah infeksi otak yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Jika meningitis disebabkan oleh bakteri, itu berarti kondisi pasien tergolong serius dan perlu segera diobati. Di lapangan, jarang meningitis yang disebabkan oleh jamur atau parasit.

Biasanya, meningitis bakteri menyerang infeksi saluran pernapasan atas, kemudian berjalan melalui aliran darah ke otak. Umumnya, penyakit ini ditandai dengan mendadak, sakit kepala parah, leher kaku, fotofobia, serta mual dan muntah. Namun bisa lebih parah dengan cepat.

Radang Otak
Biasanya, radang otak disebabkan oleh virus. Jenis virus yang umum menyerang ialah herpes simpleks tipe 1 dan 2, atau arbovirus. Di Amerika Serikat, arbovirus menyebar dari hewan ke manusia dan menyebabkan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

Gejalanya seperti flu ringan dan sakit kepala, yang dengan cepat diikuti oleh perubahan perilaku, halusinasi, dan kebingungan.

Mielitis
Jenis infeksi otak ini berpusat pada sumsum tulang belakang yang bertanggung jawab untuk membawa informasi sensorik kembali ke otak dan pesan motorik dari otak ke tubuh. Peradangan pada mielitis ditunjukkan dengan gejalanya nyeri, kelemahan pada anggota badan, masalah usus dan kandung kemih, dan masalah sensorik.

Namun, nggak jarang orang yang juga mengalami kejang otot, sakit kepala, demam, dan kehilangan nafsu makan. Infeksi ini erat terkait dengan gangguan kekebalan atau infeksi dari virus, bakteri, jamur, atau parasit.

Kebanyakan orang yang mengalami gejala peradangan ini bisa sembuh total dengan perawatan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Abses
Abses merupakan peradangan yang menyebabkan kumpulan nanah tertutup di jaringan otak. Jenis infeksi ini terbilang langka, biasanya terjadi karena infeksi bakteri atau jamur, dan juga merupakan kemungkinan komplikasi pembedahan atau trauma.

Pasien yang memiliki sistem kekebalan rendah biasanya lebih rentan mengalami infeksi jenis ini. Gejala abses otak meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, perubahan perilaku, serta mual dan muntah.

Seiring berjalannya waktu, abses dapat menyebabkan perubahan bicara, kelemahan motorik, kelenturan, dan kejang. Untuk mengatasinya, penderita harus dioperasi untuk mengeringkan nanah di dalam otak, diikuti dengan empat hingga delapan minggu terapi antibiotik. **(B)

Admin RMC 3/10/2022

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: