SULUT, RMC - Keinginan Masyarakat Sulawesi Utara untuk memiliki Laboratorium untuk mendeteksi Covid-19, metode pemeriksaan real-time Reverse Transcriptase- Polimerase Chain Reaction (rRT-PCR) dengan swab tenggorokan akan segera terwujut sehingga hasil pemeriksaan bisa diketahui lebih cepat (Tidak seperti sekarang yang harus menunggu 7-10 hasil laboratorium kemenkes di makassar)
Olly sebelumnya meminta langsung fasilitas laboratorium saat melaksanakan rapat kerja terbatas dengan gubernur se-Indonesia pada Selasa, 24 Maret silam via video conference. “Akhir April ini laboratorium itu sudah bisa beroperasi. Karena saat ini sudah tahap finishing,” ungkapnya.
Jubir Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Sulawesi Utara dr Steaven Dandel MPH menyambut positif kehadiran laboratorium rRT-PCR di Sulut. dalam video confrence pada sabtu (25/04) dia mengatakan "Teknisi untuk melakuka uji coba sudah berada didaerah nyiur melambai bersamaan dengan APD Tahap 5 yang dikirim pemerintah pusat sehingga dalam waktu dekat kita bisa melakukan pemeriksaan dengan lebih cepat" Ujarnya
Laboratorium PCR ini akan memungkinkan melakukan pemeriksaan pada orang yang berstatus Positif dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) melainkan juga ODP (Orang Dalam Pemantauan) Covid 19.“Dengan adanya laboratorium maka dapat dilakukan pemeriksaan secara massal,” tukasnya.
Pembangunan laboratorium rRT - PCR untuk Test Swab untuk Covid-19 tidaklah gampang. Karena harus memenuhi beberapa persyaratan ketat. Antara lain laboratorium ini harus dibangun di dalam fasilitas yang memiliki standard Bio Safety Level II. Proses pembangunan lab BSL2 ini biasanya memakan waktu berbulan bulan.
Sebenarnya Sulut telah memiliki sekitar 3 alat rRT-PCR yang harganya sangat mahal. dan mempunyai system pengoperasian tertutup (closed system ). Pada sistem ini, produsen mengeksklusifkan alatnya dan hanya bisa digunakan dengan menggunakan cairan kimia (reagen prime) yang diproduksi oleh mereka sendiri. Produsen ini kemudian mensyaratkan bagi setiap operator yang membeli alat ini untuk menunjukkan sertifikat laboratorium dengan BSL2+, baru mereka akan menjual reagen prime Sars Cov2 ini.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengungkapkan kendala belum beroperasinya laboratorium tes swab di Sulut adalah kesulitan mendapatkan reagen. Padahal peralatan RT-PCR untuk tes swab sudah disiapkan semua. Kendala tersebut diungkapkan Gubernur saat melakukan video teleconference dengan Kepala BNPB Doni Monardo dari Manado, Rabu (22/04/2020).
“Kita sudah siapkan laboratorium dan peralatan di rumah sakit umum daerah. Kita sudah beli semua tetapi terkendala susahnya mendapatkan ekstraksi reagen dari sana untuk dapat kita beli sehingga belum bisa beroperasi,” ungkap Gubernur yang saat itu didampingi Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Santos Gunawan Matondang.
Reagen adalah suatu ekstraksi yang dibutuhkan mendeteksi adanya Virus Corona melalui Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Selain itu dikatakan Gubernur Olly, pusat laboratorium Kementerian Kesehatan yang ada di Sulut diharapkan sudah bisa beroperasi dalam waktu dekat sehingga tidak ada kendala lagi dalam mendapatkan hasil-hasil tes. **(Jack/Red)
Olly sebelumnya meminta langsung fasilitas laboratorium saat melaksanakan rapat kerja terbatas dengan gubernur se-Indonesia pada Selasa, 24 Maret silam via video conference. “Akhir April ini laboratorium itu sudah bisa beroperasi. Karena saat ini sudah tahap finishing,” ungkapnya.
Jubir Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Sulawesi Utara dr Steaven Dandel MPH menyambut positif kehadiran laboratorium rRT-PCR di Sulut. dalam video confrence pada sabtu (25/04) dia mengatakan "Teknisi untuk melakuka uji coba sudah berada didaerah nyiur melambai bersamaan dengan APD Tahap 5 yang dikirim pemerintah pusat sehingga dalam waktu dekat kita bisa melakukan pemeriksaan dengan lebih cepat" Ujarnya
Laboratorium PCR ini akan memungkinkan melakukan pemeriksaan pada orang yang berstatus Positif dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) melainkan juga ODP (Orang Dalam Pemantauan) Covid 19.“Dengan adanya laboratorium maka dapat dilakukan pemeriksaan secara massal,” tukasnya.
Pembangunan laboratorium rRT - PCR untuk Test Swab untuk Covid-19 tidaklah gampang. Karena harus memenuhi beberapa persyaratan ketat. Antara lain laboratorium ini harus dibangun di dalam fasilitas yang memiliki standard Bio Safety Level II. Proses pembangunan lab BSL2 ini biasanya memakan waktu berbulan bulan.
Sebenarnya Sulut telah memiliki sekitar 3 alat rRT-PCR yang harganya sangat mahal. dan mempunyai system pengoperasian tertutup (closed system ). Pada sistem ini, produsen mengeksklusifkan alatnya dan hanya bisa digunakan dengan menggunakan cairan kimia (reagen prime) yang diproduksi oleh mereka sendiri. Produsen ini kemudian mensyaratkan bagi setiap operator yang membeli alat ini untuk menunjukkan sertifikat laboratorium dengan BSL2+, baru mereka akan menjual reagen prime Sars Cov2 ini.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengungkapkan kendala belum beroperasinya laboratorium tes swab di Sulut adalah kesulitan mendapatkan reagen. Padahal peralatan RT-PCR untuk tes swab sudah disiapkan semua. Kendala tersebut diungkapkan Gubernur saat melakukan video teleconference dengan Kepala BNPB Doni Monardo dari Manado, Rabu (22/04/2020).
“Kita sudah siapkan laboratorium dan peralatan di rumah sakit umum daerah. Kita sudah beli semua tetapi terkendala susahnya mendapatkan ekstraksi reagen dari sana untuk dapat kita beli sehingga belum bisa beroperasi,” ungkap Gubernur yang saat itu didampingi Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Santos Gunawan Matondang.
Reagen adalah suatu ekstraksi yang dibutuhkan mendeteksi adanya Virus Corona melalui Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Selain itu dikatakan Gubernur Olly, pusat laboratorium Kementerian Kesehatan yang ada di Sulut diharapkan sudah bisa beroperasi dalam waktu dekat sehingga tidak ada kendala lagi dalam mendapatkan hasil-hasil tes. **(Jack/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar