RMC - Anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Aryani, menyoroti penggunaan jas hujan bagi petugas medis sebagai alat pelindung diri (APD) dalam menangani pasien virus corona (Covid-19). Menurut Dewi, penggunaan jas hujan sebagai alat pelindung diri berbahaya karena berpotensi menularkan virus corona.
"Ini berbahaya ke depan jika rumah sakit sampai harus memodifikasi jas hujan menjadi APD. Keselamatan tenaga medis kita terancam karena penyebaran virusnya sangat dahsyat," ujar Dewi, Kamis (19/3/2020).
Ia meminta agar pemerintah menyediakan alat pelindung diri yang sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi petugas medis di daerah. Dewi berharap agar pemerintah memproduksi sendiri alat pelindung diri bagi petugas medis yang menangani pasien terinfeksi corona.
"Ini memang menjadi keprihatinan kita bersama karenanya saya meminta pemerintah bekerja ekstra keras bagaimana menyelamatkan kondisi lack of self-protection equipment untuk para tenaga medis kita," bebernya.
Ia mendorong agar Dinas Kesehatan (Dinkes) di daerah segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait ketersediaan alat pelindung diri untuk petugas medisnya. Sebab, kata dia, petugas medis merupakan salah satu gerbang terakhir dalam menangani virus corona.
"Seluruh jajaran dinas kesehatan provinsi dan kabupaten, serta kota mohon melakukan kordinasi intensif dan lakukan langkah-langkah antisipasi dengan kondisi ini sebelu. APD secara masif dapat diproduksi dan didistribusikan ke semua rumah sakit," katanya.
Sementara itu menurut juru bicara nasional terkait penanganan virus corona Achmad Yurianto di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3). Pemerintah menyatakan alat pelindung diri (APD) untuk petugas kesehatan di berbagai daerah saat ini stoknya mencukupi.
Pemerintah mendapatkan stok APD dengan mengimpor dari beberapa negara di luar Tiongkok, yaitu India, Eropa, Belanda, dan lainnya. "Kami membeli, bukan meminta bantuan," kata Yurianto yang juga menjabat Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI.
Selain alat pelindung, pemerintah juga mengimpor alat uji sampel dengan teknologi polymerase chain reaction atau PCR sebanyak 10 ribu unit. Di luar itu masih tersisa stok lama sebanyak 500 unit.
Kekurangan pasokan disebabkan oleh meningkatnya permintaan, membeli karena panik, penimbunan, dan penyalagunaan. Ini dapat membuat dokter, perawat, dan pekerja di garis depan lainnya tidak siap untuk merawat pasien Covid-19 lantaran terbatasnya akses ke persediaan seperti sarung tangan, masker medis, pelindung mata, dan jubah."Industri dan pemerintah harus bertindak cepat untuk meningkatkan pasokan, mempermudah pembatasan ekspor, dan memberlakukan langkah-langkah untuk menghentikan spekulasi dan penimbunan. Kita tidak dapat menghentikan Covid-19 tanpa melindungi petugas kesehatan terlebih dahulu,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam siaran pers. **(Red)
"Ini berbahaya ke depan jika rumah sakit sampai harus memodifikasi jas hujan menjadi APD. Keselamatan tenaga medis kita terancam karena penyebaran virusnya sangat dahsyat," ujar Dewi, Kamis (19/3/2020).
Ia meminta agar pemerintah menyediakan alat pelindung diri yang sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi petugas medis di daerah. Dewi berharap agar pemerintah memproduksi sendiri alat pelindung diri bagi petugas medis yang menangani pasien terinfeksi corona.
"Ini memang menjadi keprihatinan kita bersama karenanya saya meminta pemerintah bekerja ekstra keras bagaimana menyelamatkan kondisi lack of self-protection equipment untuk para tenaga medis kita," bebernya.
Ia mendorong agar Dinas Kesehatan (Dinkes) di daerah segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait ketersediaan alat pelindung diri untuk petugas medisnya. Sebab, kata dia, petugas medis merupakan salah satu gerbang terakhir dalam menangani virus corona.
"Seluruh jajaran dinas kesehatan provinsi dan kabupaten, serta kota mohon melakukan kordinasi intensif dan lakukan langkah-langkah antisipasi dengan kondisi ini sebelu. APD secara masif dapat diproduksi dan didistribusikan ke semua rumah sakit," katanya.
Sementara itu menurut juru bicara nasional terkait penanganan virus corona Achmad Yurianto di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3). Pemerintah menyatakan alat pelindung diri (APD) untuk petugas kesehatan di berbagai daerah saat ini stoknya mencukupi.
Pemerintah mendapatkan stok APD dengan mengimpor dari beberapa negara di luar Tiongkok, yaitu India, Eropa, Belanda, dan lainnya. "Kami membeli, bukan meminta bantuan," kata Yurianto yang juga menjabat Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI.
Selain alat pelindung, pemerintah juga mengimpor alat uji sampel dengan teknologi polymerase chain reaction atau PCR sebanyak 10 ribu unit. Di luar itu masih tersisa stok lama sebanyak 500 unit.
Yuri mengatakan semua provinsi mendapatkan APD dan ketersediaannya dipantau melalui sistem milik Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan. Rumah sakit yang mengalami keterbatasan pasokan APD diminta untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di provinsinya.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan kekurangan global dan kenaikan harga sejumlah alat medis pelindung diri untuk mencegah penyebaran virus corona. Pemerintah dan industri diminta meningkatkan produksi sebesar 40% seiring jumlah kematian akibat covid-19 yang meningkat.Kekurangan pasokan disebabkan oleh meningkatnya permintaan, membeli karena panik, penimbunan, dan penyalagunaan. Ini dapat membuat dokter, perawat, dan pekerja di garis depan lainnya tidak siap untuk merawat pasien Covid-19 lantaran terbatasnya akses ke persediaan seperti sarung tangan, masker medis, pelindung mata, dan jubah."Industri dan pemerintah harus bertindak cepat untuk meningkatkan pasokan, mempermudah pembatasan ekspor, dan memberlakukan langkah-langkah untuk menghentikan spekulasi dan penimbunan. Kita tidak dapat menghentikan Covid-19 tanpa melindungi petugas kesehatan terlebih dahulu,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam siaran pers. **(Red)
juru bicara nasional terkait penanganan virus corona Achmad Yurianto di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3).
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Tim Medis Pakai Jas Hujan, Kemenkes: Ada Stok Alat Perlindungan Corona" , https://katadata.co.id/berita/2020/03/10/tim-medis-pakai-jas-hujan-kemenkes-ada-stok-alat-perlindungan-corona
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Tim Medis Pakai Jas Hujan, Kemenkes: Ada Stok Alat Perlindungan Corona" , https://katadata.co.id/berita/2020/03/10/tim-medis-pakai-jas-hujan-kemenkes-ada-stok-alat-perlindungan-corona
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
juru bicara nasional terkait penanganan virus corona Achmad Yurianto di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3).
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Tim Medis Pakai Jas Hujan, Kemenkes: Ada Stok Alat Perlindungan Corona" , https://katadata.co.id/berita/2020/03/10/tim-medis-pakai-jas-hujan-kemenkes-ada-stok-alat-perlindungan-corona
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Tim Medis Pakai Jas Hujan, Kemenkes: Ada Stok Alat Perlindungan Corona" , https://katadata.co.id/berita/2020/03/10/tim-medis-pakai-jas-hujan-kemenkes-ada-stok-alat-perlindungan-corona
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
juru bicara nasional terkait penanganan virus corona Achmad Yurianto di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3).
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Tim Medis Pakai Jas Hujan, Kemenkes: Ada Stok Alat Perlindungan Corona" , https://katadata.co.id/berita/2020/03/10/tim-medis-pakai-jas-hujan-kemenkes-ada-stok-alat-perlindungan-corona
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliaw
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Tim Medis Pakai Jas Hujan, Kemenkes: Ada Stok Alat Perlindungan Corona" , https://katadata.co.id/berita/2020/03/10/tim-medis-pakai-jas-hujan-kemenkes-ada-stok-alat-perlindungan-corona
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliaw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar