Rinjani jadi salah satu calon Cagar Biosfer Dunia, selain Betung Kerihun dan Berbak Smebilang |
RedaksiManado.Com -- Menyambut sidang International Co-ordinating Council of the Man and the Biosphere (ICC-MAB) UNESCO ke-30 pada 23-28 Juli 2018 di Palembang, pemerintah Indonesia berencana mengusulkan tiga taman nasional menjadi Cagar Biosfer Dunia.
Ketua Komite Nasional MAB UNESCO, Enny Sudarmonowati, mengatakan tiga taman nasional yang diusulkan adalah Berbak Sembilang di Sumatera Selatan dan Jambi, Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, dan Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
"Harapannya disetujui untuk ditetapkan UNESCO di Palembang nanti. Sehingga Cagar Biosfer Dunia milik Indonesia yang tercatat di UNESCO bertambah menjadi 14," kata Enny, di Auditorium Sasana Widya Sarwono LIPI, Jakarta.
Untuk saat ini jumlah Cagar Biosfer Dunia berjumlah 669 yang tersebar di 120 negara.
Sedangkan di Indonesia ada 11 Cagar Biosfer Dunia yang terletak di Cibodas (Jawa Barat), Komodo (Nusa Tenggara Timur), Lore Lindu (Sulawesi Tengah), Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Gunung Leuser (Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara), Siberut (Sumatera Barat), Giam Siak Kecil Bukit Batu (Riau), Wakatobi (Sulawesi Utara), Bromo Tengger Semeru Arjuno (Jawa Timur), Takabonerate Kepulauan Selayar (Sulawesi Selatan), dan Blambangan (Jawa Timur).
Taman Nasional Berbak Sembilang memiliki luas sebesar 2.051 kilometer persegi yang terdiri dari hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar dan hutan riparian.
Tempat ini merupakan habitat bagi Harimau Sumatra, Gajah Asia, Tapir Asia, Siamang, Kucing Emas, Rusa Sambar, Buaya Muara, Ikan Sembilang, Penyu Air Tawar Raksasa, Lumba-lumba Air Tawar dan berbagai spesies burung.
Sementara itu Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum memiliki wilayah seluas 8.000 kilometer persegi. Tempat ini menjadi habitat Ikan Arwana, Orangutan dan satwa eksotis lainnya.
Terakhir Taman Nasional Gunung Rinjani adalah salah satu ekosistem dengan tipe hutan hujan pegunungan dan savana yang terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. TNGR memiliki luas lebih dari 40 ribu hektare. (ard)
Ketua Komite Nasional MAB UNESCO, Enny Sudarmonowati, mengatakan tiga taman nasional yang diusulkan adalah Berbak Sembilang di Sumatera Selatan dan Jambi, Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, dan Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
"Harapannya disetujui untuk ditetapkan UNESCO di Palembang nanti. Sehingga Cagar Biosfer Dunia milik Indonesia yang tercatat di UNESCO bertambah menjadi 14," kata Enny, di Auditorium Sasana Widya Sarwono LIPI, Jakarta.
Untuk saat ini jumlah Cagar Biosfer Dunia berjumlah 669 yang tersebar di 120 negara.
Sedangkan di Indonesia ada 11 Cagar Biosfer Dunia yang terletak di Cibodas (Jawa Barat), Komodo (Nusa Tenggara Timur), Lore Lindu (Sulawesi Tengah), Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Gunung Leuser (Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara), Siberut (Sumatera Barat), Giam Siak Kecil Bukit Batu (Riau), Wakatobi (Sulawesi Utara), Bromo Tengger Semeru Arjuno (Jawa Timur), Takabonerate Kepulauan Selayar (Sulawesi Selatan), dan Blambangan (Jawa Timur).
Taman Nasional Berbak Sembilang memiliki luas sebesar 2.051 kilometer persegi yang terdiri dari hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar dan hutan riparian.
Tempat ini merupakan habitat bagi Harimau Sumatra, Gajah Asia, Tapir Asia, Siamang, Kucing Emas, Rusa Sambar, Buaya Muara, Ikan Sembilang, Penyu Air Tawar Raksasa, Lumba-lumba Air Tawar dan berbagai spesies burung.
Sementara itu Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum memiliki wilayah seluas 8.000 kilometer persegi. Tempat ini menjadi habitat Ikan Arwana, Orangutan dan satwa eksotis lainnya.
Terakhir Taman Nasional Gunung Rinjani adalah salah satu ekosistem dengan tipe hutan hujan pegunungan dan savana yang terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. TNGR memiliki luas lebih dari 40 ribu hektare. (ard)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar