SURABAYA, RedaksiManado -- Tim Gegana Polri hari ini langsung menggeledah sebuah rumah di Perumahan Wonorejo Asri, Rungkut, diduga sebagai kediaman dari seluruh terduga pelaku serangan bom bunuh diri di Surabaya. Di dalam rumah, polisi menemukan empat buah bom aktif dan baru berhasil menjinakkan satu di antaranya.
Sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia TV, Minggu (13/5), penggeledahan dilakukan sejak sore hari. Selain menemukan empat bom aktif, polisi juga menyita sejumlah bahan baku pembuatan bom.
Proses penjinakkan bom dilakukan sekitar pukul 18.30 WIB. Polisi meledakkan bom itu di lokasi. Mereka menyiagakan mobil khusus tim penjinak bom dan sebuah truk pemadam kebakaran.
Menurut keterangan warga sekitar, D dan keluarga dikenal sebagai pribadi tertutup. Mereka hanya melihat D kerap salat di masjid dan langsung pulang ke rumah. Sedangkan sang istri kabarnya menjual obat herbal.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan pelaku serangan bom bunuh diri itu adalah satu keluarga, terdiri dari ayah-ibu dan empat anaknya.
D bersama istrinya K dan dua anaknya berangkat menggunakan Toyota Avanza yang telah dipasang bom. Sedangkan dua anaknya berjalan terpisah menggunakan sepeda motor sambil membawa bom.
Awalnya D menurunkan istrinya berinisial K dan dua anak perempuannya FS (12) dan VR di gereja di GKI jalan Diponegoro. Kemudian D membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta.
Sementara itu, dua anak laki-laki pasangan D dan K, berinisial Y dan Ir, berangkat sendiri menggunakan motor ke gereja Santa Maria.
Menurut Tito, ledakan paling besar terjadi di Gereja Pantekosta, karena menggunakan bom mobil. Kelompok Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengklaim mereka bertanggung jawab atas peristiwa itu.
Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel pada pukul 06.30 WIB. Lantas bom kedua meletup di Gereja kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB, disusul serangan bom ketiga di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB. (Red/CN/Det)
Sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia TV, Minggu (13/5), penggeledahan dilakukan sejak sore hari. Selain menemukan empat bom aktif, polisi juga menyita sejumlah bahan baku pembuatan bom.
Proses penjinakkan bom dilakukan sekitar pukul 18.30 WIB. Polisi meledakkan bom itu di lokasi. Mereka menyiagakan mobil khusus tim penjinak bom dan sebuah truk pemadam kebakaran.
Menurut keterangan warga sekitar, D dan keluarga dikenal sebagai pribadi tertutup. Mereka hanya melihat D kerap salat di masjid dan langsung pulang ke rumah. Sedangkan sang istri kabarnya menjual obat herbal.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan pelaku serangan bom bunuh diri itu adalah satu keluarga, terdiri dari ayah-ibu dan empat anaknya.
D bersama istrinya K dan dua anaknya berangkat menggunakan Toyota Avanza yang telah dipasang bom. Sedangkan dua anaknya berjalan terpisah menggunakan sepeda motor sambil membawa bom.
Awalnya D menurunkan istrinya berinisial K dan dua anak perempuannya FS (12) dan VR di gereja di GKI jalan Diponegoro. Kemudian D membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta.
Sementara itu, dua anak laki-laki pasangan D dan K, berinisial Y dan Ir, berangkat sendiri menggunakan motor ke gereja Santa Maria.
Menurut Tito, ledakan paling besar terjadi di Gereja Pantekosta, karena menggunakan bom mobil. Kelompok Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengklaim mereka bertanggung jawab atas peristiwa itu.
Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel pada pukul 06.30 WIB. Lantas bom kedua meletup di Gereja kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB, disusul serangan bom ketiga di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB. (Red/CN/Det)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar