RedaksiManado.Com - Membuat aplikasi pada ponsel pintar menjadi bisnis yang menjanjikan bagi mahasiswa dan kalangan muda. Bisnis ini mestinya dimanfaatkan untuk mengumpulkan pundi-pundi keuntungan besar.
Country Manager Alcatel Lucent Erterprise (ALE) Indonesia, Adios Purnama mengungkapkan, penggunaan aplikasi ponsel pintar begitu massif digunakan pada era digital saat ini. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pengguna perangkat mobile terdepan di Asia dengan lebih dari 70 persen trafik internet dilakukan melalui gawai.
Hal itu membuat bisnis aplikasi ponsel pintar sangat menggiurkan. Apalagi, aplikasi itu menyediakan fitur-fitur menarik yang memberikan dampak positif bagi pengguna gadget.
"Potensinya besar, apalagi populer di pasaran. Ini yang harus dimanfaatkan oleh anak-anak muda, seperti mahasiswa," ungkap Adios saat sosialisasi ALE Hackathon Indonesia 2018 di Kampus Universitas Sriwijaya Palembang, Jumat (11/5).
Oleh karena itu, pihaknya menantang bagi developer dan mahasiswa untuk menciptakan aplikasi berdasarkan platform rainbow yang menghubungkan manusia, bisnis, dan perusahaan. Dalam kompetisi ini, mahasiswa seluruh kampus di Indonesia bisa memilih sektor pemerintahan, transportasi, pendidikan, perhotelan dan kesehatan.
"Kami akan pilih tiga aplikasi terfavorit, nantinya dibantu dipasarkan, tak hanya domestik tapi luar negeri," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Sriwijaya Palembang, Anis Saggaf mengatakan, Indonesia saat ini mengalami transformasi digital yang pesat. Generasi muda harus menjadi penggerak utama, bukan hanya sebagai pemakai tetapi memanfaatkan peluang ini menjadi bisnis.
"Sudah kita kenal istilah zaman now, dunia digital, harus dimanfaatkan, mahasiswa bisa ambil kesempatan," ujarnya. [IMK]
Country Manager Alcatel Lucent Erterprise (ALE) Indonesia, Adios Purnama mengungkapkan, penggunaan aplikasi ponsel pintar begitu massif digunakan pada era digital saat ini. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pengguna perangkat mobile terdepan di Asia dengan lebih dari 70 persen trafik internet dilakukan melalui gawai.
Hal itu membuat bisnis aplikasi ponsel pintar sangat menggiurkan. Apalagi, aplikasi itu menyediakan fitur-fitur menarik yang memberikan dampak positif bagi pengguna gadget.
"Potensinya besar, apalagi populer di pasaran. Ini yang harus dimanfaatkan oleh anak-anak muda, seperti mahasiswa," ungkap Adios saat sosialisasi ALE Hackathon Indonesia 2018 di Kampus Universitas Sriwijaya Palembang, Jumat (11/5).
Oleh karena itu, pihaknya menantang bagi developer dan mahasiswa untuk menciptakan aplikasi berdasarkan platform rainbow yang menghubungkan manusia, bisnis, dan perusahaan. Dalam kompetisi ini, mahasiswa seluruh kampus di Indonesia bisa memilih sektor pemerintahan, transportasi, pendidikan, perhotelan dan kesehatan.
"Kami akan pilih tiga aplikasi terfavorit, nantinya dibantu dipasarkan, tak hanya domestik tapi luar negeri," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Sriwijaya Palembang, Anis Saggaf mengatakan, Indonesia saat ini mengalami transformasi digital yang pesat. Generasi muda harus menjadi penggerak utama, bukan hanya sebagai pemakai tetapi memanfaatkan peluang ini menjadi bisnis.
"Sudah kita kenal istilah zaman now, dunia digital, harus dimanfaatkan, mahasiswa bisa ambil kesempatan," ujarnya. [IMK]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar