SULUT, RedaksiManado.Com -- Kebutuhan masyarakat Sulawesi Utara akan air semakin meningkat, seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan di segala bidang. Tantangan itu dapat diatasi dengan melakukan konservasi sumber daya air.
Hal itu disampaikan Gubernur Olly Dondokambey, SE dalam sambutan yang diwakili Kepala Biro Perekonomian & SDA Franky Manumpil pada kegiatan Sapu Kuala Malalayang dalam rangka Peringatan Hari Air Dunia XXVI di Balai Pengembangan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Manado, Jumat (23/3/2018) pagi.
"Oleh sebab itu, kita harus melakukan berbagai langkah konservasi sumber daya air yakni dengan terus berupaya melindungi dan memelihara keberadaan, kondisi dan lingkungan air tanah serta menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Disamping itu, menurut Gubernur Olly, konservasi sumber daya air mampu mempertahankan ketersediaan air dalam kualitas dan kuantitas yang memadai bagi kebutuhan makhluk hidup.
"Ketersediaan air pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik sekarang maupun pada generasi yang akan datang," tandasnya.
Lebih jauh, masih dalam sambutan, Gubernur Olly berharap pelaksanaan kegiatan bersih- bersih sungai nantinya dapat membuat masyarakat Sulut lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup.
"Tujuan kegiatan ini sangat konstruktif dan bermanfaat sebagai pembudayaan kecintaan serta kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup menjadi representasi nyata dari semangat hidup berdamai dengan lingkungan bahwa "Torang Samua Ciptaan Tuhan"," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I Djidon R. Wantania membacakan sambutan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljojo. Djidon mengatakan peringatan Hari Air Dunia kali ini bertema "Nature For Water" atau "Lestarikan Alam Untuk Air".
Lanjut Djidon, Hari Air Dunia yang diperingati setiap 22 Maret sejak 26 tahun yang lalu itu dilaksanakan untuk mengingatkan dan menyadarkan semua pihak akan pentingnya air bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.
"Agar kita lebih peduli dalam melestarikan alam untuk ketersediaan air di muka bumi ini," tandasnya.
Ia mengatakan banyak tantangan yang dihadapi dalam permasalahan air.
"Saat ini kelangkaan air bersih sudah berdampak pada 1,9 miliar orang di seluruh dunia. Dimana pertumbuhan populasi penduduk sangat cepat dan kebutuhan akan air akan bertambah sepertiganya pada 2050 mendatang," imbuhnya.
Kegiatan Sapu Kuala Malalayang turut dihadiri Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Ronald Sorongan serta komunitas masyarakat peduli sungai. (SE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar