» » » » Drama Pencarian Setnov Berujung di Tiang Listrik

JAKARTA, RedaksiManado.Com -- Proses penangkapan Setya Novanto berakhir pada Kamis (16/11) menjelang malam, ketika mobil yang ditumpanginya menabrak sebuah tiang listrik di kawasan Jakarta Selatan. Namun sejak sehari sebelumnya, CNNIndonesia.com mencatat serangkaian hal menarik pada perilaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.

Pantauan Wartawan, perilaku Setnov sejak Rabu (15/11) di Kompleks DPR/MPR tampak tak seperti biasanya. Hari itu bertepatan dengan pemanggilan KPK terhadap Setnov yang rencananya akan diperiksa sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP. Berbarengan dengan pemanggilan tersebut, Setnov dijadwalkan untuk membuka sekaligus menutup rapat paripurna pembukaan masa sidang II DPR RI tahun 2017/2018 di gedung Nusantara II.


Hal yang tidak biasanya diperlihatkan Setnov sejak pagi hari. Dia terlihat sengaja menghindari wartawan yang tengah menunggunya sejak pagi di pintu masuk utama pimpinan DPR di depan gedung Nusantara III.

Tanpa diketahui wartawan, Setnov sudah masuk ke dalam ruang rapat paripurna pada pukul 10.00 WIB hingga selesai memimpin sidang pada pukul 11.15 WIB. Dia diduga masuk melalui pintu lain yang ada di sekitar kompleks parlemen.

Kemudian ada pemandangan menarik saat sidang paripurna berlangsung. Di area sekitar ruang sidang paripurna tampak beberapa orang berbadan besar dan berperawakan kekar berjaga. Keberadaan pria-pria tersebut membuat awak media yang sehari-hari meliput di Gedung DPR menduga mereka sebagai pengawal pribadi Setya Novanto.

Pantauan Wartawan dilokasi saat itu, jumlah mereka sekitar lima orang. Semuanya mengenakan pakaian bebas dan tampak berjaga-jaga di sekitar ruang rapat paripurna Gedung Nusantara II.

Tak berhenti di situ, selepas sidang, para pria berbadan besar itu tetap bertahan dan jumlahnya semakin banyak. Namun kali ini posisi mereka berpindah ke area lobi Gedung Nusantara III yang menjadi pintu masuk utama pimpinan DPR.

Berdasarkan pengamatan, sekitar 20 orang pria berbadan besar sedang berjaga, duduk dan berkeliling di sekitar lobi utama. Penjagaan ini diduga terkait desas-desus bahwa Setnov akan dijemput paksa oleh KPK hari itu.

Dugaan ini semakin mencuat saat Sekjen Golkar Idrus Marham dan Pengacara Setnov, Fredrich Yunadi menyambangi gedung parlemen pada sore harinya untuk bertemu Setnov.

Saat Idrus dan Fredrich usai bertemu dan turun dari ruangan Novanto, secara tiba-tiba puluhan pria berbadan tegap itu mendadak sibuk dan ingin mengawal dua tokoh ini. Padahal sebelumnya mereka hanya tampak berjaga dan duduk-duduk di sekitar lobi DPR.

Saat dikonfirmasi oleh wartawan, Fredrich mengaku tidak tahu menahu. "Tidak ada, saya tidak tahu," ujar Fredrich saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Rabu (15/11).

Fredrich mengaku bersama Idurs datang ke DPR untuk bertemu Setnov, membahas tentang langkah hukum yang akan ditempuh pascapenetapan tersangka untuk kedua kalinya oleh KPK.


Malam mulai merayap, puluhan wartawan tetap bertahan menunggu Setnov keluar dari ruang kerjanya untuk diwawancara.  Sosok yang dinanti itu tak kunjung menampakkan batang hidung. Hingga pukul 20.30 WIB tersiar kabar bahwa Setnov dan pimpinan DPR lainnya diduga telah meninggalkan kompleks parlemen.

Keberadaan Setnov kembali jadi pertanyaan ketika sekitar pukul 21.00 WIB sejumlah penyidik KPK mendatangi rumahnya di Jalan Wijaya XIII Nomor 19, Jakarta Selatan. Saat itu beberapa petugas polisi bersenjata laras panjang turut serta. Ada informas KPK akan menjemput paksa Ketua Umum Golkar itu.

Di sana, setelah lima jam berada di dalam rumah, para penyidik KPK tak berhasil menemukan Setnov. Mereka meninggalkan rumah Setnov sekitar pukul 02.42 WIB dini hari dengan hanya membawa dokumen hasil penggeledahan.

Terhitung sejak saat itulah keberadaan Setnov tak diketahui KPK. Fredrich bahkan menyebut Setnov dijemput orang tak dikenal sebelum penyidik KPK datang malam harinya. Sampai akhirnya Setnov mengalami kecelakaan pada Kamis sore di Jalan Permata Berlian, Jakarta Selatan.

Setnov langsung dibawa ke Rumah Sakit Medika, Permata Hijau untuk mendapatkan perawatan. Tetapi insiden yang dialami Setnov tak lepas dari kecurigaan. Hal itu diungkapkan oleh kader Golkar sendiri, Yorrys Raweyai.

"Saya sudah dapat info (kecelakaan), cuma secara logika dia ini Ketua DPR selalu berjalan dengan voorijder kan. Ada pengawalan depan belakang. Kalau kecelakaan tidak masuk akal menurut saya," kata Yorrys saat dihubungi, Kamis (16/11) malam.

Terlepas dari kecurigaan itu, Yorrys enggan menduga kecelakaan Setnov bertujuan untuk menghindari panggilan KPK.  "Saya mau berpikir positif aja," kata Yorrys. (TL/CNN)

Redaksi Manado 2017 , , 11/17/2017

Penulis: Redaksi Manado 2017

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: