MINSEL, RedaksiManado.Com -- Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) menjajaki kerja sama di bidang pendidikan dengan South East Asia Friendshipq and Culture Association (SAFCA) khususnya dengan unit Sekolah Keperawatan.
Kerja sama tersebut bertujuan mencetak perawat-perawat yang bersertifikat internasional, serta berkemampuan dan berdaya saing tinggi di mancanegara.
Komunikasi ini dibuka dengan pertemuan kedua kali antara Bupati Christiany Eugenia Paruntu SE dengan pihak SAFCA di Prince Hotel Lantai 38 Shinigawa Tokyo Japan pada Rabu (22/11) kemarin. Kedua belah pihak memberikan pemaparan dan presentasi terkait dengan dunia keperawatan di masing-masing daerahnya, sekaligus langsung melakukan penandatangan MoU antara Bupati Minsel dan Presiden Direktur SAFCA Mr Katsumi Ono yang disaksikan oleh Sekjen SAFCA Mr Kazuki Wake, Kepala Sekolah Bahasa Jepang Mr Hideo Takahashi.
Menurut Bupati, di Minsel sudah ada sekolah BP2IP, serta SMK negeri yang memberikan pendidikan di bidang keperawatan. Contohnya, adalah SMK N 1 Amurang dan Tumpaan. “Di Jabar ada ribuan mahasiswa atau mahasiswi di bidang keperawatan,” katanya.
Dia juga berharap, Sekolah Keperawatan yang akan di bangun pihak Jepang dapat terlaksana. Selain itu, diharapkan sejumlah calon perawat atau perawat ini mendapat standardisasi keperawatan Jepang atau keperawatan internasional.
“Kami harap perawat-perawat dari Minsel bisa merawat, membahagiakan orang-orang tua di Minsel. Menjadi tenaga kesehatan berkualitas di Minsel dan di manapun,” katanya.
Sementara menurut Presiden Direktur SAFCA Mr Katsumi Ono, pihaknya memberikan pendidikan keperawatan internasional di sekolah tersebut. Dirinya juga merasa sangat terkejut mendengar ada ribuan calon perawat.
Menurut Dia mengatakan, sangat penting bagi peningkatan kualitas perawat internasional, untuk mengenal dunia kedokteran dan keperawatan di negara lainnya. Semua hal yang berbeda ini, hanya dapat dipelajari secara langsung di luar negeri asalnya. Kendala saat ini, kata dia, jika menerima perawat dari luar negeri, adalah penguasaan bahasa Jepang yang masih kurang. “Kami juga memiliki keterbatasan di bahasa Inggris,” katanya.(VT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar