Minahasa, RedaksiManado.Com – Desas-desus siapa yang bakal dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Minahasa tahun 2018 mendatang, nampak semakin terang benderang, dimana Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Minahasa Drs Jantje Wowiling Sajow MSi, tak lain Bupati Minahasa, menjadi harga mati partai.
Namun demikian, hal tersebut tak serta merta kemudian membuat JWS, sapaan akrab beliau, gelap mata dan sesumbar bahwa dirinya berambisi mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Bupati Minahasa Periode 2018-2023. Beliau justru merendah sembari berujar, bila dirinya tak mencapai target survey yang ditetapkan partai yakni 33 persen, bahkan lebih dari itu 35 persen, dirinya justru menyatakan akan mundur dari pentas pertarungan menuju Minahasa Satu.
“Jika keinginan masyarakat Minahasa tidak lebih dari 33 persen sesuai demgan keputusan partai, maka saya sangat siap untuk tidak berkompetisi di Pilkada Minahasa 2018. Dan kalaupun surveynya hanya mencapai 35 persen saja, saya masih harus mempertimbangakan, ikut atau tidak, karena kalau pembangunan di Minahasa sudah sedemikian rupa tapi hanya 35 persen masyarakat yang setuju untuk jadi Bupati lagi, buat apa..?” tandas JWS.
Sementara, terkait kepemimpinannya, Bulan Maret 2018 nanti JWS akan mengakhiri masa jabatan sebagai Bupati Minahasa. Menurutnya, dirinya dengan segala keterbatasan sudah berupaya membangun walau dengan segala keterbatasan. Stigma Tondano “Kota Mati” dan “Kota Preman”, menurutnya pula menjadi pekerjaan berat yang harus dihilangkan, tapi perlahan ternyata bisa.
“Kini walau perlahan Kota Tondano sudah mulai berubah dengan hadirnya Taman God Bless Minahasa dan Benteng Moraya, sekarang ini Pemerintah sedang melakukan penataan Kota, setelah sebelumnya membenahi luar Kota Tondano, dengan melakukan pembangunan Trotoar model Jepang yang akan menghiasi Kota Tondano,” tukasnya.
“Di Minahasa, secara keseluruhan infrastruktur jalan, pelebaran pelebaran jalan dan didalamnya penataan Kota Langowan, Kawangkoan, Kakas dan lain-lain, termasuk di bidang kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya, telah diupayakanbdan dilakukan pemerintah saat ini. Kini di sekitaran Taman Kota God Bless Minahasa juga sedang di bangun restoran KFC. Stigma “Kota Mati” sudah hilang dengan adanya ini dan ini memberi pertanda bahwa Kota Tondano sudah aman,” ujarnya lagi.
Namun dari kesemuanya itu, ungkap JWS, ketika pembangunan di Minahasa hampir selesai, diakuinya ternyata masa jabatannya juga akan berakhir dan masih ada pekerjaan-pekerjaan yang masih tersisa belum di kerjakan. Diantaranya, meyelesaikan pembangunan Trotoar Kota Tondano dan Langowan, pembangunan Bahtera Noah di Pulau Likri, yang didalamnya restoran, Memorial Park di Remboken menghadap Danau Tondano, dimana isinya cerita tentang para martir Kristen ditambah Museum, pembangunan Pasar Modern Tombariri dan pengembangan Pariwisata Danau dan Pantai.
“Soal Eceng Gondok di Danau Tondano, mulai September mendatang akan di ‘keroyok’ oleh Pemkab Minahasa dan Pemprov Sulut, dimana ada tiga unit Exavator, tiga unit Ponton dan satu Tongkang ditambah alat pembersih Eceng gondok buatan Jepang dari Provinsi yang akan segera beroperasi di Danau Tondano,” terang JWS.
“Selaku Bupati Minahasa, saya berharap dan memohon doa rakyat Minahasa, jika masih diijinkan untuk Melanjutkan dan Menuntaskan pekerjaan untuk rakyat yang belum terselesaikan ini, saya akan melanjutkan. Dan memang harapan ini juga harus di uji melalui proses politik yang di lakukan oleh partai dan Sikap politik saya. Tuhan Memberkati Rakyat Minahasa. ‘Baku baku bae, baku baku sayang, baku baku inga kong sudahjo baku baku hujat, karena Torang Samua basudara Torang samua ciptaan Tuhan, salam JWS,” pungkasnya.(Angel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar