» » » Ronald Takarendehang Nyatakan Lawan Politik Dinasti

SITARO, RedaksiManado.Com – Kandidat Bupati Sitaro Ronald Takarendehang secara tegas mengungkapkan perlawanannya pada fenomena politik dinasti. ia mengatakan, politik dinasti berpotensi kuat menyuburkan budaya koruptif. “Ini sebabnya saya sangat mendukung upaya perlawanan lewat kerja-kerja politik untuk mencegah suburnya dinasti tersebut,” papar politisi berlatar dunia usaha ini.
Namun demikian, dikatakan Takarendehang, pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) saat menghapus pasal ‘dinasti politik’ dalam UU No 8 Tahun 2015 tentang Pilkada, maka semua warga Negara Indonesia punya hak mencalonkan diri dalam Pilkada.
“Memang belum dijumpai penelitian yang komprehensif yang dapat mendalilkan dan membuktikan adanya korelasi antara moral dan korupsi dengan keluarga petahana, tapi dimana-mana, masyarakat kita bisa melihat sendiri dampak dari politik dinasti itu,” ujar Putra Siau ini.
Selain itu, kata Takarendehang, langkah politiknya untuk ikut bertarung dalam ajang suksesi di Kabupaten Kepulauan Sitaro adalah salah satu upaya untuk melawan fenomena politik dinasti yang dikembangkan segelintir pihak.
Sikap tegas Takarendehang itu sontak mendapat dukungan berbagai kalangan. Ini sebabnya, para pengamat mengatakan, langkah politik Ronald Takarendehang jelang Pilkada Kabupaten Sitaro 2018 sangat taktis. Kiprah politiknya pun mulai diperhatikan. Sejumlah partai memberikan peluang kepada putra Sitaro ini untuk berkolaborasi menuju ajang suksesi di kabupaten kepulauan itu.
“Amatan saya, baru Ronald Takarendehang yang menjabarkan strategi politik yang benar,” ujar pengamat politik Pitres Sombowadile.
Dari pantauan langsung wartawan hingga pertengahan Agustus 2017, elektibilitas Takarendehang terus melejit sebagai dampak sikap tegasnya melawan politik dinasti serta blusukannya ke berbagai kampung di Sitaro. Kunjungannya ke kampung-kampung di pulau Biaro, pulau Tagulandang,  pulau Ruang, serta semua Dapil di pulau Siau disambut hangat masyarakat.
“Menjadi Bupati bukan hal yang mewah sesungguhnya,” kata Takarendehang. Sebab, kata dia, apa artinya jadi Bupati kalau kita tak bisa menjawab harapan-harapan rakyat yang dipundakkan kepada kita.
Dari sekian banyak kunjungan ke berbagai kampung, ia selalu mendengar suara keluh masyarakat. “Kalau keluhan masyarakat itu tak didengar, tak diperhatikan, tak diberi jalan keluar, apa artinya kita jadi Bupati? Setiap kali mendengar keluh mereka, hati saya berdegup. Suara mereka seperti sesuatu yang selalu diabaikan. Harapan-harapan mereka selalu dilupakan,” ujarnya.
Ini sebabnya, katanya, ia sangat bersuka cita bisa bertemu masyarakat Sitaro di kampung-kampung itu. Ia mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga, mendapatkan pokok-pokok renung yang harus dijabarkan dalam  visi-misinya.
“Bagi saya kini, pertarungan di ajang Pilkada Sitaro adalah pertarungan keberpihakan pada kepentingan rakyat kita. Karena program pembangunan yang terlalu elitis telah menempatkan rakyat kita dalam posisi hidup yang muram,” imbuhnya.(CR)

Admin RMC , 8/25/2017

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: