» » » » Pertemuan AHY dan Jokowi-Gibran Beri Contoh Baik, PD: Kami Tetap Partai Tengah

Jakarta, RedaksiManado.Com - Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menimbulkan spekulasi Partai Demokrat (PD) akan segera merapat ke pemerintah. PD menepis spekulasi tersebut.

"Sampai sejauh ini sikap PD, saya belum mendengar soal itu, yang jelas saya belum denger. Sampai saat ini sikap PD adalah partai tengah. Kami belum ada mengetahui ajakan-ajakan seperti itu," ujar Ketua Divisi Komunikasi Partai Demokrat Imelda Sari dalam perbincangan, Jumat (11/8/2017).

Menurut Imelda, PD masih konsolidasi untuk pemenangan Pilkada serentak 2018 di 171 daerah. PD ingin fokus dulu di situ sebelum bicara soal kemungkinan merapat ke Jokowi.

Selain itu, Imelda mengatakan partainya memang sedang bersiap diri menyambut gelaran Pemilu serentak 2019. PD sedang fokus menyoroti upaya judicial review atas pasal presidential threshold atau ambang batas pengajuan capres sebesar 20-25 persen.

"Kita fokus konslidasi internal memepersiapkan Pilkada, Pileg. Ada hal strategis, JR harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan prioritas perhatian kita dulu," ucap Imelda.

Sebelumnya, AHY menemui Jokowi di Istana Negara pada Kamis (10/8) kemarin. AHY mengaku pertemuan itu hanya meminta restu dan wejangan dari Jokowi sebelum meluncurkan the Yudhoyono Institute. Pertemuan itu sendiri berlangsung selama 2 jam dan bersifat tertutup.

Sementara itu PPP menilai pertemuan antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Joko Widodo dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming sebagai contoh positif. Meski memiliki bendera partai berbeda, komunikasi politik AHY-Jokowi terjalin baik.

"Itu menjadi forum silaturahmi. Pertemuan tersebut merupakan pelajaran positif yang hendak ditunjukkan Pak Jokowi dan Pak SBY ke masyarakat," ujar Sekjen PPP, Arsul Sani dalam pesan kepada detikcom, Kamis (10/8/2017) malam.

"Pelajarannya, bahwa sebagai insan politik, mereka berbeda dalam banyak isu. Namun perbedaan itu tidak boleh menjadikan hubungan silaturahmi mereka menjadi terhalangi, apalagi terputus," lanjutnya.

Menurut Arsul, pertemuan itu sekaligus menandakan hubungan yang baik antara Jokowi dengan SBY. "Itu harus dipelihara dalam komunikasi antar elemen masyarakat kita. Itu yang ingin diperlihatkan oleh Pak Jokowi dan Pak SBY,' katanya.(Aln)

Redaksi Manado 2017 , , 8/11/2017

Penulis: Redaksi Manado 2017

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: