» » » Pemerintah Dianggap Gegabah Mengimpor Garam

RedaksiManado.Com - Petani garam di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menyebut pemerintah gegabah mengimpor garam. Keputusan pemerintah tersebut dianggap merugikan petani garam, karena harga garam lokal jadi merosot.

"Sejak ada kebijakan impor, harga garam kami langsung turun drastis," kata Syamsuri, petani garam di Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Sumenep, Senin 21 Agustus 2017.

Namun, Syamsuri mengaku belum menemukan garam impor beredar di wilayahnya meskipun harga garam miliknya turun drastis. Semula, garam dihargai Rp3,7 juta per ton, kini hanya Rp3 juta per ton.

Syamsuri yakin, harga tersebut akan terus merosot setelah garam impor benar-benar beredar di wilayahnya. Ia berharap, pemerintah bisa mengendalikan harga garam lokal, sehinga petani bisa menikmati hasil keringat dari budi daya garamnya.

Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sumenep Agus Eka Haryadi membenarkan, harga garam lokal mulai turun. Selain karena garam impor, pergeseran harga garam lokal juga dipicu produksi yang mulai stabil. "Kelangkaan garam sudah berkurang," terang dia.

Agus mengaku, tidak memiliki kebijakan apa pun untuk menstabilkan harga garam lokal karena garam merupakan persoalan nasional. Ia hanya bisa mengimbau agar petani tetap memproduksi garam. (Aln)

Redaksi Manado 2017 , 8/21/2017

Penulis: Redaksi Manado 2017

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: