Minahasa, RedaksiManado.Com – Sesuatu yang unik dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Minahasa, dimana Ikan Payangka yang menjadi ciri khas Danau Tondano, dijadikan Logo Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Minahasa tahun 2018. Logo ini resmi dilaunching saat pembukaan rapat kerja (Raker) Penyusunan Pedoman Teknis Tahap II, yang digelar di Hotel Swiss Bell Maleosan Manado, Jumat (12/07).
Launching ini dilakukan langsung oleh salah satu Komisioner KPU Sulawesi Utara (Sulut) Ardiles Mewoh, dengan disaksikan lima komisioner KPU Minahasa, masing-masing Ketua Meidy Y Tinangin SSi MSi, Decky Paseki SH MH, Lord Arthur Malonda SPd, Wisye Wilar MSi dan Kristoforus Ngantung SFils, serta peserta Raker yang hadir.
Mewoh selaku ketua Divisi Hukum KPU Provinsi Sulut, dalam sambutannya mengapresiasi peluncuran logo beserta Raker yang melibatkan stakeholder. “Ini merupakan wujud Pilkada yang kredibel sebagaimana harapan yang nampak di logo, dimana Payangka sendiri diberi arti PilkadA YANG Kredibel dan Aman,” ujarnya.
Adapun alasan pemilihan ikan Payangka sebagai ikon utama logo Pilkada Minahasa 2018, dijelaskan oleh Ketua KPU Minahasa Meydi Y Tinangon bahwa,
Payangka sebagai penunjuk karakter lokal yang memiliki manfaat besar bagi masyarakat, dan karenanya harus dilestarikan, sebagaimana juga demokrasi elektoral (sistem demokrasi dengan pemilihan pemimpin oleh rakyat, red) yang menjadi karakter lokal atau kearifan lokal (local wisdom, red) masyarakat Minahasa.
Payangka sebagai penunjuk karakter lokal yang memiliki manfaat besar bagi masyarakat, dan karenanya harus dilestarikan, sebagaimana juga demokrasi elektoral (sistem demokrasi dengan pemilihan pemimpin oleh rakyat, red) yang menjadi karakter lokal atau kearifan lokal (local wisdom, red) masyarakat Minahasa.
”Eksistensi Payangka di Danau Tondano dimana ikan ini mampu bertahan atau eksis dalam kompetisi maupun perubahan lingkungan danau, sejalan dengan eksistensi nilai-nilai luhur demokrasi di tanah Minahasa. Sekalipun bergabung dalam satu negara yang memiliki latar belakang sistem pemerintahan berbeda, namun akhirnya sistem demokrasi di Indonesia tetap eksis,” terang Tinangon.
Menurut Tinangon, lokalitas demokrasi Minahasa mampu menjadi karakter nasional, yang dalam logo ini dikiaskan dengan bendera merah putih. Fekunditas (kemampuan bertelur, red) ikan payangka yang besar dan kumpulan ikan Payangka kecil yang bergerombol banyak, mengandung arti harapan akan partisipasi pemilih yang meningkat dalam Pilkada Minahasa, dimana masyarakat akan berduyun-duyun datang ke TPS ibarat nike yang berenang bergerombol dalam jumlah besar.
”Harapan akan partisipasi pemilih ditunjukan dengan simbol payangka yang memegang paku dan surat suara dan menyampaikan kata ajakan, Marijo bapilih !
Nike atau payangka kecil memiliki sifat hidup kolektiv, bergerombol dan berkumpul juga menunjuk kepada sifat kolektif kolegial KPU sebagai penyelenggara Pemilihan. Puncak pemijahan Payangka di bulan Juni, sejalan dengan bulan pelaksanaan Pilkada yaitu Juni Tahun 2018,” pungkasnya. (Angel)
Nike atau payangka kecil memiliki sifat hidup kolektiv, bergerombol dan berkumpul juga menunjuk kepada sifat kolektif kolegial KPU sebagai penyelenggara Pemilihan. Puncak pemijahan Payangka di bulan Juni, sejalan dengan bulan pelaksanaan Pilkada yaitu Juni Tahun 2018,” pungkasnya. (Angel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar