RedaksiManado.Com - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan pemerintah
memutuskan untuk mengimpor garam sebanyak 75.000 ton dari Australia demi
mengatasi kelangkaan garam di sejumlah daerah.
Keputusan itu
ditempuh secara hati-hati mengingat pada Juni lalu kepolisian menangkap
direktur utama PT Garam dalam kasus dugaan penyalahgunaan izin impor dan
distribusi garam industri sebanyak 75.000 ton. "Supaya tidak ada
sesuatu, maka direksi PT Garam kita undang, 'Anda impor 75.000 ton'.
Agar hati-hati, ada aturannya. Jelaskan ke KKP (Kementerian Kelautan dan
Perikanan), jelaskan ke Daglu (Direktorat Perdagangan Luar Negeri), dan
ada Bareskrimnya supaya jangan ada kekhawatiran impor ada sesuatu
lagi," kata Enggartiasto kepada wartawan.
Proses impor garam, menurutnya, sedang berjalan. "Dalam minggu ini, diharapkan sudah mulai masuk dan terisi."
Mengapa harus impor garam?
Keputusan
pemerintah untuk mengimpor garam dari Australia dipandang kalangan
industri sebagai sesuatu yang wajar lantaran adanya ketimpangan antara
produksi dan konsumsi garam nasional.
Sekjen Asosiasi Industri
Pengguna Garam Indonesia, Cucu Sutara, mengatakan produksi garam
nasional pada 2016 hanya mencapai 144.000 ton dari kebutuhan sebanyak
4,1 juta ton. Adapun dari kebutuhan 4,1 juta ton, 780.000 ton untuk
konsumsi publik, sedangkan sisanya untuk keperluan industri.
Jika cuaca mendukung, produksi garam Indonesia bisa mencapai 1,9 juta ton per tahun.
Bukankah Indonesia negara maritim sehingga garam berlimpah?
Indonesia memang merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dengan panjang 99.093 kilometer. Faktanya, hanya segelintir di antara puluhan ribu kilometer pantai itu yang bisa dijadikan lokasi tambak garam."Lahan yang cocok dijadikan lokasi tambak garam hanya 26.024 hektare. Bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia sehingga produksi garamnya berlimpah, itu mitos," kata Sekjen Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia, Cucu Sutara.
Dia menambahkan, lokasi tambak garam sangat dipengaruhi sejumlah faktor, antara lain air laut dan tanah lokasi.(Aln)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar