Redaksi Manado.Com~Sebuah studi baru menunjukkan bahwa perilaku dermawan dan suka memberi dapat menimbulkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kekuatan memberi mengaktifkan bagian otak tertentu yang menyebabkan efek domino sesuatu yang dapat mempengaruhi hal lain dari perasaan yang menyenangkan, lebih dari menerima sesuatu.
Temuan ini bisa membantu kita membedakan antara perilaku mana yang membuat kita bahagia dan mana yang hanya menghabiskan waktu.
Studi kecil yang dipublikasikan secara online di Nature Communications, menemukan bahwa relawan (responden penelitian) cenderung merasakan kebahagiaan menyeluruh ketika mengeluarkan uang untuk orang lain, daripada menerima hadiah.
Hasil ini diuji melalui pemindaian MRI yang menunjukkan bahwa perilaku dermawan melibatkan persimpangan temporoparietal di otak, aktivitas saraf yang terkait langsung dengan perubahan dalam kebahagiaan.
"Temuan kami menunjukkan bahwa seseorang yang mencapai kebahagiaan dari perilaku dermawan melibatkan area otak yang berhubungan dengan empati dan kognisi sosial. Area tersebut menindas motif egois di daerah otak lain terkait penerimaan hadiah,” ujar penulis penelitian tersebut.
"Temuan ini memiliki implikasi penting, tidak hanya untuk ilmu saraf tapi juga untuk pendidikan, politik, ekonomi dan kesehatan”, tambahnya.
Dalam penelitian tersebut, tim dari University of Zurich meminta 30 relawan untuk membayangkan membeli hadiah untuk orang yang dicintai.
Lalu, mereka diberi uang, dan diberi tahu bahwa setengah uang tersebut dapat mereka belanjakan untuk diri mereka sendiri, dan separuh lainnya untuk membeli hadiah bagi orang lain.
Semua relawan memiliki MRI ketika mereka diberi uang dan diberi tahu cara kerjanya. Hasilnya, mereka yang diberi tahu untuk membelanjakan uang untuk orang yang dicintai menunjukkan lebih banyak aktivasi di bidang otak mereka yang terkait dengan kebahagiaan
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa mengubah jumlah uang yang diberikan ke relawan tidak mempengaruhi tingkat kebahagiaan mereka.
"Dalam penelitian kami, jumlah uang yang dikeluarkan tidak mempengaruhi apapun,” kata pemimpin penulis, Philippe Tobler, dalam e-mailnya ke Time.
"Perlu diingat bahwa hal-hal kecil pun dapat membawa kebahagiaan, seperti membawakan teman secangkir kopi di pagi hari,” tambahnya.
Menurut sebuah studi terpisah yang diterbitkan awal tahun ini, cara lain untuk meningkatkan kebahagiaan adalah dengan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memeluk orang yang dicintai.
Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang memiliki lebih banyak aktivitas seksual cenderung lebih bahagia. Bukan karena meningkatnya intervensi seksual atau kegembiraan orgasme, tetapi karena lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk memeluk orang yang mereka cintai.
Penelitian yang dipublikasikan secara online di Personality and Social Psychology Bulletin itu mengemukakan bahwa hal tersebut mungkin disebabkan oleh fakta bahwa memeluk dapat melepaskan hormon oksitosin.
Dengan adanya hal itu, seseorang akan semakin terhubung dengan orang lain dan stres yang dimiliki pun akan berkurang.(NatGeo/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar