Jakarta, RedaksiManado.Com --
Ketua Tim Sukses Basuki Tjahaja Purnama-Djarot
Saiful Hidayat, Prasetyo Edy Marsudi belum bisa mempercayai selisih
suara dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bisa lebih dari 10 persen. Ia
menduga, ada intimidasi terhadap warga yang akan memilih Ahok-Djarot di
tempat pemungutan suara.
Dugaan ini muncul lantaran selisih yang
sangat jauh ini. Versi hitung cepat semua lembaga survei menyebut
perbedaan perolehan suara bisa di atas 15 persen."Jomplangnya
terlalu jauh. Putaran pertama kami tidak terlalu jauh posisinya," kata
Prasetyo usai rapat evaluasi di Kediaman Megawati Soekarnoputri,
Jakarta, Rabu (19/4).
Saat ini tim pemenangan Ahok-Djarot masih mengevaluasi hasil ini.
Termasuk mengumpulkan dugaan pelanggaran yang terjadi. Karena itu sampai
saat ini belum bisa dipastikan apakah akan ada gugatan ke Mahkamah
Konstitusi atau tidak. Tim juga masih menunggu hasil penghitungan resmi KPU DKI Jakarta yang akan jadi acuan resmi.
Sementara itu usai rapat evaluasi, Ahok dan Djarot tak berkomentar dan sudah lebih dulu meninggalkan kediaman Megawati.
Berdasarkan informasi, Ahok saat ini tengah berada di Halim
Perdanakusuma untuk menyambut kedatangan Wapres Amerika Serikat Mike
Pence yang akan melakukan kunjungan kerja di Indonesia. Sementara Djarot
dikabarkan kembali ke Hotel Pullman untuk melakukan rapat dengan timses
dan partai pendukung.
Sebelumnya Ahok menyerahkan soal proses
hukum hasil Pilkada ke tim pemenangannya. Namun secara pribadi, Ahok
mengaku tak ingin menggugat hasil pilkada ke MK.
(Alen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar