LARANTUKA, RedaksiManado.Com - Umat Katolik Flores Timur, khususnya di Larantuka dalam merayakan Paskah didahului dengan tradisi prosesi Semana Santa yang dimulai pada Rabu (12/4) malam, yang dikenal dengan sebutan Rabu Trewa. Polisi sudah berkomitmen mengamankan jalannya perayaan Semana Santa di Larantuka.
“Kami sudah berkomitmen mengamankan jalannya perayaan Semana Santa (pekan suci) di Larantuka,” kata Kapolres Flores Timur, AKBP Arri Vaviriyanto saat ditemui di Larantuka, Flores Timur, Rabu (12/4).
Prosesi Semana Santa mencapai puncaknya pada Jumat Agung yang diawali dengan perarakan patung Yesus melalui laut diiringi ratusan kapal motor itu akan berakhir di Pante Kuce, di depan Istana Raja Larantuka. Patung Yesus kemudian diarak bersama Patung Bunda Maria Reinha Rosari atau orang Larantuka biasa menyebutnya Tuan Ma, keliling Kota Larantuka hingga menjelang dini hari.
Wisata Religi
Proses Bunda Maria pelindung Kota Reinha Rosari ini sudah berlangsung bertahun-tahun sejak bangsa Portugis menyebarkan agama Katolik dan berdagang di Kepulauan Solor pada abad ke-17. Tradisi itu terus tumbuh dan berkembang hingga saat ini, dan mengobsesi pemerintah untuk menjadikannya sebagai objek wisata religi.
“Saat ini sejumlah peziarah sudah berdatangan ke Larantuka, baik dari dalam maupun luar negeri untuk mengikuti prosesi keagamaan bersama umat Katolik setempat,” kata Kapolres Arri.
Umat Kristiani memasuki tiga hari raya penting menjelang Paskah. Perayaan Kamis Putih, dilanjutkan dengan Jumat Agung, Malam Paskah, dan Minggu Paskah. Paskah bagi umat Kristiani bukan hari perayaan biasa karena merupakan momentum di mana Yesus mempertaruhkan nyawa-Nya, untuk menebus dosa-dosa umat manusia.
“Setelah satu bulan lebih umat menyiapkan diri dalam minggu Pra-Paskah mulai Kamis (13/4) memasuki tiga hari raya menuju puncak perayaan pada Minggu Paskah,” kata Pastor Paroki Gereja Katolik St Yoseph Pekerja Penfui, Romo Krispinus Saku PR, di Kupang, Rabu (12/4).
Perayaan Paskah harus dirayakan dengan penuh rasa syukur, atas pengorbanan Yesus yang telah merelakan jiwa dan raganya, untuk menebus kesalahan manusia. Ini ditandai dengan perayaan Malam Kamis Putih yang menggambarkan sikap dan peran para pengikut Yesus seperti tokoh Pilatus dan rasul Yudas Iskariot.
Pilatus menentang kebenaran bahkan mengadili kebenaran demi mempertahankan jabatan dan kekuasaan. Sedangkan Yudas menjual kebenaran demi segepok uang 30 keping perak. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar