Juru Bicara KPK, Febri Diansyah menyatakan keterkaitan dua hal tersebut belum dapat disimpulkan. Saat ini proses penelusuran dilakukan bersama kepolisian. "Apakah serangan teror (ke Novel Baswedan) terkait kasus e-KTP? Tentu terlalu dini kami jawab. Hal itu sedang ditelusuri lebih lanjut," kata Febri saat dikonfirmasi, Kamis (13/4).
Novel merupakan Kepala Satuan Tugas Penyidikan kasus dugaan korupsi e-KTP yang diduga merugikan negara hingga Rp2,3 triliun itu. Kasus ini, kata Febri, telah dipegang Novel sejak tiga tahun lalu.
Lebih lanjut, Febri mengungkapkan Novel sudah mendapatkan pemeriksaan awal di salah satu rumah sakit di Singapura. Namun, menurut Febri, pihaknya tak bisa memberitahu nama rumah sakit, tempat Novel menjalani perawatan. Febri berharap, Novel dapat segera sembuh untuk bisa kembali beraktivitas kembali. Meskipun, salah satu penyidik seniornya itu tengah dirawat, Febri memastikan bahwa penanganan kasus-kasus besar, termasuk e-KTP.
Sebelumnya, Mabes Polri menyebut telah membentuk tim khusus Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) untuk membantu penyidik Polres Jakarta Utara mengusut perkara penyiraman air keras ke Novel Baswedan.
Tim akan bergabung dengan penyidik Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Utara dalam melakukan penyelidikan. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendral Mochamad Iriawan mengatakan, timnya mencurigai seorang lelaki yang pernah datang ke rumah Novel.
Kesimpulan ini diperoleh setelah penyidik kepolisian menggali keterangan dari beberapa orang, termasuk istri Novel, Rina Emilda. Pria yang dicurigai itu bertamu dua minggu lalu dan menanyakan soal gamis untuk pria. Istri Novel, Rina Emilda, memang menjual gamis, namun untuk perempuan. [Alen]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar