SULUT, RedaksiManado.Com ~ Peringatan Isra Miraj 1438 Hijriyah yang diselenggarakan Pengurus Hari-Hari Besar Islam (PHBI) Provinsi Sulut yang juga merupakan rangkaian kegiatan dari Pekan Kerukunan Nasional 2017 yang menghadirkan Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof. Din Syamsuddin, Gubernur Sulut, Olly Dondokambey SE, Wakil Gubernur, Drs Steven Kandouw, Ketua TP PKK Sulut, Ir Rita Dondokambey-Tamuntuan, Wakil Ketua TP PKK, dr Kartika Devi Kandouw-Tanos, Sekprov Sulut, Edwin Silangen MSi, Ketua Dharma Wanita Provinsi Sulut, Ivone Silangen Lombok, dan Ketua DPRD Provinsi Sulut, Andrei Angouw, bertempat di Hotel Arya Duta Manado, Senin (24/04) kemarin.
Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey SE dalam sambutan sekaligus membuka sarasehan Forum Diskusi Antar Umat Beragama, berharap semoga kegiatan dimaksud membawa hikmah dalam membawa kerukunan di Indonesia terutama khsusnya di provinsi Sulawesi Utara.
"Saya ucapkan selamat memperingati Isra' Miraj bagi seluruh umat muslim. Seperti diketahui sejarah Sulawesi Utara sangat itu panjang, semenjak dari hadirnya pangeran di Ponegoro, Kyai Mojo hingga Imam Bonjol hadir di tanah Sulawesi Utara hingga Minahasa dengan adanya keaneka raganman ini sudah lama kita rasakan. Dimana hal-hal kerukunan menjadi landasaan di Sulawesu Utara, terlebih dengan salah satu putra terbaik yang kita miliki dahulu yakni, DR. Sam Ratulangi ini semakin kokoh dalam memberi rasa kerukunan di Sulawesi Utara," kata Gubernur.
Lanjut Gubernur Olly, bagaimana kebersamaan dan persamaan bagi agama, tapi bagaimana iman kita adalah penentu bagi penyelamataan kita. Dimana menjadi momentum intropeksi terhadap kualitas iman masing-masing agar menangkal berbagai dampak negatif dari perkembangan jaman.
"Hal-hal yang harus dilakukan hidup berdamai dengan Tuhan, diri kita dan lingkungan sehingga kita dapat merasakan hal-hal makna dari 'Torang Samua Ciptaan Tuhan," tutup Gubernur
Sebelumnya dalam hikmah Isra' Miraj yang disampaikan Din Syamsuddin bahwa pada intinya Isra' Miraj merupakan perjalanan spritual dari Nabi Muhammad SAW antara Makkah dan Aqsah, mengandung arti seorang manusia senantiasa bersujud atau manusia dalam proses persujudannya untuk mencapai tingkat tertinggi.
"Al hormah atau menghormati (dalam bahasa Indonesia). Itulah dalam proses melakukan perjalanan terjauh ini berjalan secara intens. Maka, inilah perjalanan Miraj Nabi Muhammad SAW sedekat-dekatnya dengan Allah SWT," terang Din dalam kegiatan yang betema 'Berbeda Itu Niscaya, Bersatu Itu Upaya Bangun Bersamaan Untuk Sulut Hebat'.
Jelasnya lagi, dalam memaknai peristiwa persujudan dan sedekat-dekatnya dengaan Tuhan, pada esensinya, melakukan ibadah Tahabud transformasinya diri untuk juga bertoleransi.
"Bagi muslim itu tidak hanya sekedar sholat tapi tidak menyantun. Sesungguhnya keragamaan yang baik itu adalah kehanifan yang terbuka (berlapang dada/jangan menyalahkan apalagi mengkafirkan,red) yang pada intinya bertoleransi. Tidak ada konflik agama, namun yang ada adalah konfilk faktor-faktor non agama. Akhir kata bahwa kerukunan di Sulut memang hebats (pakai huruf S) dibelakangnya yang artinya hebatnya banyak sekali,ini gubernur baru ini baru gubernur ", tandas Din yang merupakan salah satu tokoh agama dan juga mantan Pimpinan Muhammadiyah itu.
Adapun usai sambutan, melalui Gubernur telah menyerahkan uang sebesar Rp47,625 Juta sebagai zakat kepada 15 orang kaum Duafa dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Sulut yang di Ketuai H. Abid Takalamingan dan didampingi Ketua PHBI Sulut, H Syahrul Poli, kemudian dilanjutkan dengan penandatanganaan MoU antara PHBI Sulut dan Basnaz Provinsi Sulut, dimana Basnaz sendiri sudah dibentuk dan di SK-kan melalui Gubernur Sulut. Hadir pula sejumlah tokoh agama yang ada di Sulut, para undangan para anggota Majelis Ta'lim serta para pejabat Eselon II Provinsi Sulut. (Tian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar