» » » Balas Serangan Rudal AS, Rusia Terjunkan Kapal Perang ke Suriah

RedaksiManado.Com - Serangan rudal yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap pangkalan militer Suriah bikin geram Rusia. Sebagai tanggapan atas tindakan itu, negara Beruang Merah itu mengirimkan sebuah kapal perang modern mereka ke perairan Suriah.

Dilansir the Independent, Sabtu (8/4), kapal perang bernama Admiral Grigorovich ini juga dilengkapi rudal jelajah. Kapal tersebut selama ini ditempatkan di Laut Hitam.

"Kapal ini akan beroperasi di kawasan tersebut untuk menghadapi perubahan situasi militer," lapor media pelat perah Rusia, sembari menambahkan kapal itu dilengkapi rudal jelajah, sistem pertahanan rudal, artileri, senjata anti-pesawat, torpedo dan sebuah dok helikopter.

Admiral Grigorovich juga sebelumnya pernah melintasi Selat Inggris saat melakukan perjalanan untuk membombardir Aleppo, kapal ini merupakan satyu dari enam kapal Rusia dan empat kapal pendukung lainnya di timur Mediterania.

Pangkalan Udara Shayrat di dekat Homs, Suriah, dihantam 59 rudal jelajah jenis Tomahawk yang diluncurkan dari dua kapal perang AS, Jumat (7/4) dini hari. Serangan itu menewaskan enam tentara loyalis Assad, pesawat-pesawat, penyimpanan amunisi dan sejumlah bangunan.

Rusia merupakan salah satu negara yang menggunakan pangkalan itu, namun AS memperingati pasukan Rusia untuk menjauh. Tidak ada satupun tentara Kremlin yang terbunuh.

Moskow telah menyatakan kecamannya terhadap pengeboman yang dilakukan AS, dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional. Meski demikian, Rusia berencana memperkuat pertahanan udara Suriah untuk menghadapi agresi AS.

"Untuk melindungi objek infrastruktur Suriah yang paling sensitif sebagai langkah yang segera diimplementasikan untuk memperkuat dan meningkatkan keefektifan sistem pertahanan udara atas angkatan bersenjata Suriah," papar Kementerian Pertahanan Rusia.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan tentaranya untuk meluncurkan serangan langsung terhadap Suriah. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk pembalasan atas serangan gas beracun yang menewaskan sekaligus melukai ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

"Ini adalah kepentingan vital keamanan nasional bagi Amerika Serikat untuk mencegah dan menghalangi penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan. Malam ini saya serukan kepada bangsa-bangsa bermartabat untuk bergabung dan mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah di Suriah," tegasnya, seperti dilansir USA Today, Jumat (7/4).

Gubernur Provinsi Homs, Talal Barazi, menyebut serangan itu tidak membuat pemerintah Suriah takut. Dia juga menuding AS dan Israel memberi dukungan atas terorisme di Suriah.

"Serangan ini tidak akan menghalangi kami untuk melanjutkan perang terhadap terorisme. Kami tidak terkejut melihat Amerika dan Israel mendukung terorisme," ujar Talal dalam sambungan telepon saat diwawancara stasiun televisi Al-Ikhbariah milik pemerintah Suriah. [TL]

Admin RMC , 4/09/2017

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: