MANADO, RedaksiManado.Com – Untuk memaknai masa Puasa ini, Uskup Manado Mgr Josef Suwatan MSC menerbitkan Surat Puasa tahun 2017 dengan judul “Penghormatan dan Penghargaan Keutuhan Ciptaan Demi Kesejahteraan Hidup Bersama”.
Berikut isi Surat Puasa Uskup Manado tersebut.
Para Pastor, Biarawan-Biarawati, Saudara-Saudari, Umat terkasih!
Memasuki masa Prapaskah, kembali kita diingatkan akan makna dan jiwa puasa, yang sesuai dengan kehendak Allah, seperti yang diserukan oleh nabi Yesaya: ” Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu,- belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang-orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri.” (Yes. 58:7).
Pantang dan puasa , bukanlah soal mengurangi makanan minuman saja. Hal mengurangi makanan dan minuman, dan pelbagai kesenangan diri pribadi, haruslah didasarkan pada spiritualitas sosial yang lebih dalam, yaitu sebagai ungkapan solidaritas kepada saudara dan saudari kita yang susah. Kita berpantang dan berpuasa supaya dapat menyisihkan sebagian dari apa yang bisa kita nikmati untuk mereka yang sedang berkekurangan. Kita yang bersukacita mari berbagi sukacita dengan mereka yang berduka. Kita yang sedang bernasib mujur mari berbagi kemujuran dengan mereka yang kurang beruntung. Pantang dan puasa menjadi lebih berarti pada waktu kita mewujudkannya dalam aksi nyata terhadap sesama.
Dengan demikian kita disadarkan berpantang dan berpuasa adalah memang keputusan pribadi, tetapi dengan tekanan pada nilai sosial. Kita berpuasa untuk membangun hidup kita dan sesama.
Dengan demikian kita disadarkan berpantang dan berpuasa adalah memang keputusan pribadi, tetapi dengan tekanan pada nilai sosial. Kita berpuasa untuk membangun hidup kita dan sesama.
Tentang aksi nyata ini, Yesus sudah mengingatkan para muridNya dalam Injil Matius(25:34-36): ” masuklah kedalam Kerajaan..(….). Sebab waktu aku lapar, kamu memberi aku makan , dan pada waktu aku haus, kamu memberl aku minum , pada waktu aku seorang asing kamu menerima aku dirumahmu, pada waktu Aku tidak berpakaian , kamu memberi aku pakaian …”. Jelas sekali bahwa ajakan Yesus terarah pada perbuatan nyata sebagai wujud penghayatan iman dan kepedulian sosial. Iman menjadi nyata dan kongkrit pada waktu terlaksana dalam aksi nyata.
Penghayatan Iman, ke peduli an sosial, dan aksi nyata pada masa Prapaskah tahun 2017 dan seterusnya ini, sesuai dengan tema Aksi Puasa Pembangunan, dipusatkan pada upaya bersama membangun “KELUARGA BERWAWASAN EKOLOGIS”. Tema ini adalah bagian pertama dari tema permenungan selama 3 tahun kedepan (2017-2019), yaitu:” Penghormatan dan penghargaan keutuhan ciptaan, demi kesejahteraan hidup bersama”. Keutuhan ciptaan kita mulai upayakan dari rumah dan keluarga kita, dari sekolah kita, dari paroki kita, sebagaimana sudah ditampilkan dalam karya penciptaan di Taman Eden. Di sana ada keharmonisan , ada keutuhan, tidak ada yang saling merusak dan menghancurkan. Yang ada adalah kekaguman akan keindahan alam ciptaan itu dan kenyamanan tinggal di dalamnya. Di sana Allah Pencipta sudah menempatkan manusia dengan maksud untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Ke. 2:15). Itulah suatu kepercayaan besar yang sudah diberikan kepada manusia. Mari hadirkan taman Eden itu di rumah kita, di sekolah kita, di paroki kita. Mari kita pelihara lingkungan alam kita supaya kembali ke dalam keadaan baik sebagaimana sedia kala pada waktu penciptaan.
Alam harus diusahakan supaya mencapai tujuannya sesuai dengan maksud Pencipta. Alam harus dipelihara supaya mendatangkan kebaikan bagi semua pihak. Karena itu perlu dibangun suatu sikap rekonsiliasi ekologis. Manusia perlu berdamai kembali dengan alam. Alam memberontak pada waktu tidak mencapai tujuannya. Alam mengancam kehidupan manusia pada waktu dieksploitasi hanya untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu. Alam ini adalah rumah kita bersama. Karena itu mari kita bertobat dari sikap dan tindakan yang tidak bersahabat dengan alam. Mari kita berdamai dengan alam: kembalikan keindahannya, kembalikan keutuhannya.
Selamat memasuki Masa Prapaskah, untuk bangkit bersama Kristus pada hari raya Paskah!.
Catatan tambahan.:
1. Peraturan umum puasa dan pantang yang menyangkut hal makan dan minum sebenarnya cukup ringan. Peraturan ini hanya bersifat tuntutan minimal saja. Boleh ditambah sendiri.
2. Wajib pantang dan puasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Suci. Hari – hari jumat lainnya hanya berpantang saja.
3. Yang diwajibkan berpuasa adalah semua yang sudah dewasa berumur 18-60 tahun.
1. Peraturan umum puasa dan pantang yang menyangkut hal makan dan minum sebenarnya cukup ringan. Peraturan ini hanya bersifat tuntutan minimal saja. Boleh ditambah sendiri.
2. Wajib pantang dan puasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Suci. Hari – hari jumat lainnya hanya berpantang saja.
3. Yang diwajibkan berpuasa adalah semua yang sudah dewasa berumur 18-60 tahun.
Surat Puasa ini wajib dibacakan pada semua gereja dan kapela di Keuskupan Manado pada hari Rabu Abu atau pada kesempatan lain sesuai situasi setempat.
Akhirnya, masa sambut Paskah tahun ini berlaku dari hari minggu Prapaskah ke V, tanggal 2 April 2017
Sampai pada hari Raya Tritunggal Mahakudus, tgl. 11 Juni 2017.
Sampai pada hari Raya Tritunggal Mahakudus, tgl. 11 Juni 2017.
Uskup Keuskupan Manado,
Mgr. Josef Suwatan MSC. ***(Red)