» » Pemerintah Diminta Usut Tuntas Kasus Pengambilan Ginjal TKI di Qatar

RedaksiManado.Com - Lembaga Perlindungan Buruh Migran Indonesia atau Migrant CARE mendesak pemerintah mengusut dugaan pengambilan ginjal salah satu Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Sri Rabitah, saat bekerja di Doha, Qatar. Diduga, ginjal Sri diambil saat bekerja di negara itu beberapa tahun silam.

"Kasus ini harus diusut tuntas," kata Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo saat dihubungi merdeka.com, Senin (27/2).

Wahyu mengatakan, Migrant CARE pusat mengetahui informasi kasus yang menimpa Sri dari jaringan Migrant CARE di Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Wahyu, perwakilan Migrant CARE di NTB rencanya hari ini bakal menemui Sri di kediamannya untuk mengetahui kasus tersebut secara detail.

"Kita sudah memantau dan berkoordinasi dengan kawan-kawan di NTB. Hari ini akan pendalaman kasus," kata Wahyu.

Sebelumnya diberitakan, Sri Rabitah (25) TKI asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, harus hidup dengan satu ginjal. Diduga, ginjalnya diambil saat beberapa tahun lalu sempat bekerja di Doha, Qatar.

Kisah itu berawal pada 2014. Saat itu, Sri yang baru saja pulang dari Malaysia ditawari buat bekerja di Abu Dhabi oleh seorang perempuan bernama Ulfah. Sri kemudian dibawa oleh perempuan yang beralamat di Batu Keruk Akar-akar itu melaksanakan cek kesehatan di Mataram.

Kemudian, setelah dinyatakan lulus cek kesehatan, Sri dibawa ke PT BLK-LN Falah Rima Hudaity Bersaudara di Jakarta untuk menjalani pelatihan untuk penempatan di Abu Dhabi. Pada 27 Juni 2014, Sri bersama 22 orang lainnya diberangkatkan menuju Abu Dhabi.

Namun Sri justru dikirim ke Doha, Qatar. Di sana dia bekerja pada majikan bernama Madam Gada. Informasi yang diterima, Senin (27/2), setelah satu minggu bekerja, Sri dibawa oleh sang majikan untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan karena dianggap lemah.

Sri dibawa ke ruang operasi dengan alasan untuk mengangkat penyakit. Sri lantas disuntik hingga tak sadarkan diri. Setelah seminggu pelaksanaan operasi, Sri dikembalikan ke PT Aljajira Qatar karena dianggap tidak bisa bekerja dan lemah sebagai asisten rumah tangga.

Sesampainya di PT tersebut Sri mengalami tindakan kekerasan karena dianggap tidak bisa bekerja. Sri pun dipindah-pindah kerja dengan alasan PT tidak mau tahu Sri harus bekerja.

Sri akhirnya dikirim pulang dengan tidak digaji dan hanya sampai Surabaya. Setibanya di Surabaya, Sri dibantu oleh seseorang dan dipulangkan ke Lombok.

Sekitar Juli 2014, Sri sampai di rumah dan beraktivitas seperti biasa. Namun Sri sering mengalami sakit sakit. 3 tahun kemudian tepatnya Februari 2017, Sri melakukan cek kesehatan ke RSUD Tanjung.

Setelah diperiksa dan melihat hasil rongen, ternyata ginjal sebelah kanan Sri tidak ada dan sudah diganti dengan pipa plastik. Saat ini Sri sedang menunggu jadwal operasi untuk mengangkat pipa yang ada di tubuhnya. [TL]

Admin RMC 2/27/2017

Penulis: Admin RMC

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama