Jakarta, RedaksiManado.Com - Oxfam menyatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat ketimpangan ekonomi atau gini ratio tertinggi di dunia. Di mana, kekayaan empat orang terkaya Indonesia setara dengan harta milik 100 juta orang miskin.
Dilansir dari The Guardian, Kamis (23/2), Oxfam mencatat kakak adik Budi dan Michael Hartono menempati peringkat teratas orang terkaya Indonesia dengan kekayaan USD 25 miliar atau setara Rp 333,8 triliun (1 USD = Rp 13.353). Kekayaan mereka setara dengan harta 100 juta penduduk Indonesia atau 40 persen dari total penduduk yang mencapai 250 juta orang.
"Sejak 2000, pertumbuhan ekonomi Indonesia telah meningkat pesat. Namun, keuntungannya tidak tersalurkan secara merata, dan jutaan penduduk masih dalam garis kemiskinan terutama perempuan," tulis Oxfam dalam laporannya.
Oxfam mengatakan, meski pertumbuhan ekonomi melesat sekitar 5 persen antara 2000-2016, penurunan tingkat kemiskinan sangat lambat. Mengacu pada kategori orang miskin dari Bank Dunia, sebanyak 93 juta penduduk Indonesia hidup dalam garis kemiskinan.
Pada 2014, Presiden Joko Widodo berjanji untuk memprioritaskan penurunan gini ratio dibanding mengejar pertumbuhan. "Pertumbuhan ekonomi sangat penting dalam pemerintahan saya dan untuk penduduk Indonesia. Namun, yang lebih penting lagi ialah menurunkan ketimpangan," ujar Presiden Jokowi dalam wawancaranya dengan Bloomberg tak lama setelah terpilih.
"Saat kita mengundang investor, mereka harus memberikan manfaat pada rakyat Indonesia dan negara," tambahnya.
Juru bicara Oxfam Indonesia, Dini Widiastuti, mengatakan jika dibiarkan maka ketimpangan antara si kaya dan miskin di Indonesia dapat mengganggu upaya pengentasan kemiskinan, meruncingkan ketidakstabilan sosial. "Selain itu, akan memperlambat pertumbuhan ekonomi."
Dalam 20 tahun terakhir, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dan proporsi masyarakat yang hidup dalam kemiskinan ekstrem telah berkurang dari 40% menjadi di kisaran 8 %.
Namun, kesenjangan antara kaum sangat kaya dan penduduk lainnya di lndonesia tumbuh lebih cepat dibanding di negara-negara lain di Asia Tenggara.
Melebarnya kesejangan antara kekayaan orang super kaya dan kelompok masyarakat lainnya tersebut adalah ancaman serius pada kesejahteraan rakyat, karena jika tidak segera diatasi akan menyebabkan ketidakstabilan di masyarakat dan menghambat upaya pemerintah menurunkan kemiskinan.
"Indonesia menghadapi tantangan ketimpangan yang multidimensi. Namun, Presiden Joko Widodo memiliki kesempatan untuk membuktikan Indonesia dapat menjadi negara yang memimpin perjuangan global melawan ketimpangan," kata Direktur Advokasi dan Kampanye Oxfam lntenasional, Steve Price Thomas. [Alen]