REDAKSIMANADO.COM,
TOMOHON -
Kekhawatiran masyarakat terkait semburan lumpur di kawasan sumur produksi
kluster LHD24 Dusun Tondangow tidak perlu di takutkan secara
berlebihan, pasalnya semburan tersebut hanya merupakan uap panas bersuhu 40 s/d
60 derajat Celsius tidak beracun yang bercampur tanah sehinggah terlihat
seperti lumpur panas namun ternyata tidak membahayakan.
Berdasarkan pentauan langsung Kepala Biro SDA
Setda Provinsi Sulut DR Frangky Manumpil, Spi Selasa siang (5/1/2015) kemarin,
kondisi lapangan lokasi semburan tidak membahayakan masyarakat sekitar, pihak
Pertamina juga telah membersihkan tanah yang tercampur dengan uap air yang
keluar dari dalam tanah aliran semburan uap panas tidak dialirkan ke sungai
namun telah dialirkan kedalam kolam penampungan milik perusahaan.
Menurut penjelasan Humas PGE Bagus Dimas
Wibisono terkait kejadian ini bahwa pihak pertamina sejak tanggal 31 Desember
2015 lalu hingga saat telah melakukan penanganan dan investigasi. “Pihak
pertamina telah memeriksa hingga zona reservoir, apabila memang cashing bor bermasalah
tidak mungkin mencapai kedalaman (1600 meter) pengecekan dalam waktu 3 hari,”
ujarnya. Namun pihaknya akan terus mencari penyebabnya kenapa sumur ini bisa
membias sehingga mengeluarkan uap air di beberapa titik sekitar sumur.
Factor lain keluarnya uap air karena
meletusnya gunung soputan kemarin mungkin juga berdampak pada semburan sumur di
Tondangow, akibat pengaruh kerak bumi yang bergeser.
Menjawab ketakutan masyarakat seperti di
Lapindo Sidoarjo, pihak pertamina menyatakan formasi batuan di daerah sumur
sangat berbeda dengan di Sidoarjo. Lumpur yang keluar itu merupakan tanah yang
terkena uap air sehingga saat tercampur menjadi seperti lumpur, namun bukan
lumpur panas yang ujungnya akan mengeras seperti di Sidoarjo.
Selain itu Bagus menjelaskan jika memang
bermasalah sumur HD24 merupakan sumur cadangan yang menyuplai daya
listrik 10 sampai 15 MW akan ditutup oleh pihak pertamina, dan diharapkan uap
air tidak akan keluar lagi, namun apabila sumur telah ditutup tapi masih ada
manifestasi uap air dari dalam tanah, dapat disimpulkan ini merupakan gejala
alami, bukan akibat aktifitas PGE di Tondangou,” jelas Bagus.
Setelah melaksanakan investigasi selama 30
hari kedepan, pihak pertamina akan menyampaikan hasilnya kepada masyarakat.
Camat Tomohon Selatan JR Mampouw didampingin
Lurah Tondangow Tamboto Kaligis juga mengatakan fenomena keluarnya
uap air dari tanah ini tidak perlu ditakuti, mereka menghimbau kepada
masyarakat agar jangan mudah percaya dengan isu bahwa kejadian ini akan
menyerupai Lumpur Lapindo Sidoarjo.
“Kejadian ini biasa terjadi, lokasi sumur itu
merupakan lokasi gunung berapi, sejak dulu sering terjadi kejadian seperti itu
diperkebunan warga, untuk itu warga jangan kawatir,” jelas Kaligis.
(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar