REDAKSIMANADO.COM,
MANADO -
Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Ir. Siswa R Mokodongan meminta secara langsung
kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar mempercepat pembangunan
wilayah perbatasan Sulut sesuai dengan program Presiden yang membangun wilayah
Indonesia dari pinggiran.
Hal tersebut disampaikan Mokodongan saat
menggelar teleconfrence bersama Presiden dan Menteri PU dan PR, dalam rangka
Peluncuran penandatanganan kontrak kegiatan tahun anggaran 2016 Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang dilaksanakan Rabu (6/5) bertempat di
kantor balai jalan Kementrian PU Minut.
Pada kesempatan itu Mokodongan menyampaikan
beberapa hal terkait dengan kegiatan -kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh
Kementerian PU dan PR di Provinsi Sulut, memknta agar akses jalan hingga ke
pelosok daerah agar dibangun guna menunjang kelancaran rode perekonomian rakyat
khususmya di daerah kepulauan dan perbatasan.
Dimohon mendapat suport dari pemerintaj pusat
seperti dari Badan Pertanahan Nasional [BPN], karena pengalaman selama
ini dalam proses pembebasan lahan sering terhambat oleh karena status
tanah. Kedua memohon kepada pemerintah pusat agar proses pembayaran ganti rugi
tanah dapat didanai oleh pemeritah pusat, ketiga Provinsi Sulut merupakan salah
satu Provinsi kepulauan, di mana Kabupaten Talaud yang berbatasan langsung
dengan negara tetanga Philipina selama ini belum pernah tersentuh oleh proyek
jalan nasional, ucapnya
.
Menanggapi permohonan dari Pemprov ini Mokodongan langsung mendapat acungan jempol dari Jokowi dan Menteri PU dan PR Basuki Hadimuljono langsung merespons sekaligus menjadi perhatian khusus karena usulan ini sesuai dengan program Nawacita yaitu membangun dari pingiran.
Menanggapi permohonan dari Pemprov ini Mokodongan langsung mendapat acungan jempol dari Jokowi dan Menteri PU dan PR Basuki Hadimuljono langsung merespons sekaligus menjadi perhatian khusus karena usulan ini sesuai dengan program Nawacita yaitu membangun dari pingiran.
sementara itu terkait dengan bendungan Kuwil di Minut Menteri mengatakan pembangunannya akan menjadi prioritas, gunakan kontraktor lokal agar dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga sulut.
Khusus untuk lroyek proyek yang BPJN XI Manado berjumlah 123 paket dengan total anggaran 2.441 triliun lebih dengan rincian 108 paket di bawah 50 Miliard nilai kontrak 1,5 Triliun lebih sedangkan 15 paket di atas 50 Miliard nilai totalnya 9,20 Miliard lebih.
Namun disayangkan acara penandatangan kontrak
kegiatan tersebut tercoreng oleh ulah dari oknum-oknum tertentu pegawai BPJN XI
dan Iven Organizer, yang kurang mengenakan, sehingga mendapat komplain dari
peserta luar daerah termasuk awak media dan wartawan peliput terkesan di
persulit, karena tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan acara.
Tak ayal akibat kekecewaan ini terjadi kegaduhan antara peserta dari luar daerah dengan oknum-oknum diatas tadi
"Sudah tidak di di kasih masuk malah kami hanya dibiarkan diluar gedung hanya berdiri begini tanpa di sediakan kursi dari Panitia," umpat Ibu Viviani Isabela Pimpinan PT Wesitan Konsultasi Pembangunan dari Makasar.
Tidak hanya Ibu Isabela Ketua Inkindo Maluku
Utara Ir Irwansya juga mengungkapkan rasa kecewanya, kami datang di Manado
karena di undang oleh panitia, dalam undangan tercantum pulul 10:00 Wita tapi
baru jam 09 pagi kenapa kami sudah tidak di perbolehkan untuk masuk ke tempat
acara ini, tapi sebaliknya di perlakukan seperti ini.
Kehadiran saya di Manado karena di undang
oleh panitia. Saya sebenarnya ada acara penting di Surabaya terpaksa di
batalkan karena ingin menghadiri acara di Manado ini, karena dirasa sangat
penting juga, karena saya dengan Ibu Isabela juga akan melakukan penandatangan
kontrak, ketusnya.
(*/iren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar