MINAHASA, RedaksiManado.Com – Hidup sehat itu mudah dan murah. Slogan BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat modern.
Dalam rangka menyambut Asian Games XVIII sekaligus merayakan HUT BPJS Kesehatan yang ke-50, BPJS Kesehatan menggelar Senam Sehat Kolosal 18.8.18, Peserta JKN-KIS di Lapangan Benteng Moraya, Sabtu (28/7).
Acara yang dibuka oleh Penjabat Bupati Drs. Royke Herkules Mewoh, DEA diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa, Jefry Robby Korengkeng, SH, M.Si tersebut sesuai dengan namanya kegiatan ini diikuti oleh 18.8.18 orang, mulai dari peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan, stakeholder terkait, hingga para Duta BPJS Kesehatan.
Dalam sambutannya Korengkeng mengapresiasi kegiatan ini yang diprakarsai oleh BPJS Cabang Tondano.”Tentunya sebagai mitra dari Pemerintah kabupaten Minahasa, BPJS selalu memberikan terbaik bagi masyarakat Minahasa tentang jaminan kesehatan. Dan ini sangat diapresiasi oleh Pemerintah,” ucap Korengkeng.
Sementara BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tondano Doni Jembar Saefuddin, S.Kom, IT-IL mengatakan, melalui kegiatan ini, kami ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya untuk menerapkan pola hidup sehat.
“Cukup dengan senam rutin setiap pagi, kita sudah bisa meningkatkan kebugaran dan sistem imun kita sehingga tidak mudah sakit. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat sehari-hari, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit bisa menurun, sehingga pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dialokasikan ke program promotif preventif yang dilakukan agar masyarakat tetap sehat,” kata Saefuddin.
Tak hanya di Tondano, kegiatan Senam Sehat Kolosal 18.8.18 tersebut juga diselenggarakan di seluruh Kantor Cabang BPJS Kesehatan se-Indonesia. Doni menyebutkan, dengan mengajak serta masyarakat untuk membiasakan berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat, dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia.
Pada Kesempatan yang sama, Asisten Deputi Bidang Monitoring dan Evaluasi Kedeputian Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Maluku Utara, Ayatullah Marhamah Frisqilla Pomalingo, S.Si, Apt, AAK menyatakan, tahun 2017, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 18,4 triliun atau 21,8% dari total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan.
Oleh karena itu, BPJS Kesehatan juga fokus untuk menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif yang dilaksanakan. Sementara bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif perorangan peserta JKN-KIS.
“Berbagai penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Kesehatan menjadi salah satu pilar yang menentukan kemajuan suatu bangsa, sebab kesehatan mempengaruhi produktivitas penduduknya. Ke depannya kami berharap kesadaran masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat dapat meningkat dari waktu ke waktu,” ujar Ayatullah.
Sampai dengan 20 Juli 2018, terdapat 199,8 juta jiwa penduduk Indonesia yang telah menjadi peserta JKN-KIS. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerjai sama dengan 22.322 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 2.406 rumah sakit dan klinik utama, 1.599 apotek, dan 1.078 optik.” Tutupnya. **(Angel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar