Bitung, RedaksiManado.Com-Kota Bitung merupakan salah satu lokasi mengenai sikap tegas yang dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk penenggelaman kapal melalui Satgas 115 untuk 120 kapal yang ada di 8 lokasi yang ada di Indonesia, Senin (20/08/2018).
Dalam sambutannya Menteri Susi menegaskan bahwa hal ini sebenarnya adalah sesuatu yang lazim.
“Hal ini memang seharusnya dilakukan dalam tatanan penegakan hukum di sebuah negara,” tegasnya.
Susi juga menambahkan hal ini sesuai dengan Pepres 44 dan kepercayaan yang diberikan oleh Presiden untuk memimpin Satgas 115.
“Satgas 115 yang merupakan saya rasa satgas pertama yang mempunyai kekuatan ekspres dalam penanggulangan dalam rangka penegakan hukum terhadap ilegal-ilegal fishing di Indonesia, sebuah bukti bahwa Indonesia sebetulnya kerja sama konsolidasi antar instansi itu bisa sangat bagus dan telah kita buktikan didalam satgas 115 ini KKP angkatan Laut, Pol Air, juga Makamla bisa bahu membahu tentu saja setiap saat kita bisa terus mengimpruv, memperbaiki dan meningkatkan konsolidasi, yang jauh lebih baik lagi, Indonesia dikaruniai oleh, Tuhan sebuah alam yang luar biasa kaya akan sumber dayanya,” tambahnya.
Lanjutnya, ini tak lepas dari komitmen dan dukungan penuh Presiden, dalam penanggulangan ilegel-ilegal fishing yang menjadikan akhirnya kenaikan stok jumlah ikan di Indonesia yang luar biasa besar. Pola penenggelaman kapal ini adalah juga amanah UU bukan semena-mena idenya.
“Untuk memberhentikan kapal itu kita memerlukan cara yang tidak biasa namun cara yang tidak biasa ini sudah ada dalam amanah UU. Saya mengerti untuk memangkas sampai habis bukan hal yang mudah, perlu konsolidasi, dan saya ingin apa yang telah dilakukan konsolidasi terjadi internasional juga mengapresiasi kita disini semua juga tenang, nyaman, dan ternyata dengan komitmen ini kita terus maju dan hilangkan itu kapal-kapal,” tuturnya.
Susi juga kembali mengingatkan semua instansi terkait untuk terus bekerja sama dan teruskan semangat Satgas 115 dalam hal menjaga kedaulatan laut.
“Kita juga belajar dari ilegal fishing ini, ternyata juga ada penyeludupan narkoba, perdagangan manusia, menyuludupan miras, rokok, dan lain sebagainya. Tanpah satupun kita mempermalukan orang, tanpah kita satupun memenjarakan orang, namun tentunya kita kedepan tidak boleh lengah karena mereka semua mau kembali.” Tutupnya. (Ical)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar