SULUT, RedaksiManado.Com -- Untuk menangkal berbagai hal negatif, berita palsu atau hoax yang dapat membimbing persepsi masyarakat ke arah yang tidak benar, tentu diperlukan sajian-sajian berita yang akurat melalui para jurnalis.
Hal itu disampaikan Gubernur Olly Dondokambey, SE dalam sambutan yang diwakili Kepala Badan Kesbangpol Mecky Onibala pada Seminar Revolusi Digital, Hoax dan Kontestasi Politik di Manado, Kamis (26/4/2018) sore.
"Dalam artian, jurnalis memiliki sertifikasi yang jelas dan kredibilitas dalam menyajikan berita, sehingga tidak menggiring pemahaman atau persepsi masyarakat melalui informasi yang tak berdasar atau hoax," katanya.
Oleh karena itu, menurut Olly, ada beberapa asas yang harus dimiliki dalam mewujudkan jurnalistik yang sehat, yakni : asas demokratis, asas profesionalitas, asas moralitas dan asas supremasi hukum.
Lanjut Gubernur Olly, Pemprov Sulut sangat menyadari akan pentingnya peran jurnalistik atau insan pers dalam implementasi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
"Pemerintah senantiasa terus melibatkan insan pers dalam pemberdayaan masyarakat, guna mencapai cita-cita bersama dalam mewujudkan Sulut Hebat yang berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam budaya," paparnya.
Terkait kontestasi politik yang berlangsung di Sulut, Gubernur Olly mengimbau kepada segenap jurnalis untuk tidak menebar berita hoax dan mengandung unsur SARA atau melecehkan kelompok tertentu.
"Jangan memberikan informasi yang dapat memecah belah persatuan bangsa, namun tetap menabur hal-hal positif yang dapat mempertahankan jati diri masyarakat Sulawesi Utara yang senantiasa mampu menjaga kondusifitas keamanan dan memelihara harmonisasi kerukunan, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam berdemokrasi," imbuhnya.
Seminar yang dilaksanakan oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) tersebut turut dihadiri oleh Kapolda Sulut, Irjen Pol. Drs. Bambang Waskito, Danrem 131/Santiago, Brigjen TNI J. Robert Giri, Anggota KPU Sulut, Vivi George, anggota Dewan Pers, Imam Wahyudi, Ketua Umum IJTI, Yadi Hendriana dan Ketua IJTI Sulut Amanda Komaling. (SE)
Hal itu disampaikan Gubernur Olly Dondokambey, SE dalam sambutan yang diwakili Kepala Badan Kesbangpol Mecky Onibala pada Seminar Revolusi Digital, Hoax dan Kontestasi Politik di Manado, Kamis (26/4/2018) sore.
"Dalam artian, jurnalis memiliki sertifikasi yang jelas dan kredibilitas dalam menyajikan berita, sehingga tidak menggiring pemahaman atau persepsi masyarakat melalui informasi yang tak berdasar atau hoax," katanya.
Oleh karena itu, menurut Olly, ada beberapa asas yang harus dimiliki dalam mewujudkan jurnalistik yang sehat, yakni : asas demokratis, asas profesionalitas, asas moralitas dan asas supremasi hukum.
Lanjut Gubernur Olly, Pemprov Sulut sangat menyadari akan pentingnya peran jurnalistik atau insan pers dalam implementasi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
"Pemerintah senantiasa terus melibatkan insan pers dalam pemberdayaan masyarakat, guna mencapai cita-cita bersama dalam mewujudkan Sulut Hebat yang berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam budaya," paparnya.
Terkait kontestasi politik yang berlangsung di Sulut, Gubernur Olly mengimbau kepada segenap jurnalis untuk tidak menebar berita hoax dan mengandung unsur SARA atau melecehkan kelompok tertentu.
"Jangan memberikan informasi yang dapat memecah belah persatuan bangsa, namun tetap menabur hal-hal positif yang dapat mempertahankan jati diri masyarakat Sulawesi Utara yang senantiasa mampu menjaga kondusifitas keamanan dan memelihara harmonisasi kerukunan, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam berdemokrasi," imbuhnya.
Seminar yang dilaksanakan oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) tersebut turut dihadiri oleh Kapolda Sulut, Irjen Pol. Drs. Bambang Waskito, Danrem 131/Santiago, Brigjen TNI J. Robert Giri, Anggota KPU Sulut, Vivi George, anggota Dewan Pers, Imam Wahyudi, Ketua Umum IJTI, Yadi Hendriana dan Ketua IJTI Sulut Amanda Komaling. (SE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar