SULUT, RedaksiManado.Com -- Duta Besar Kepulauan Solomon untuk Indonesia HE Salana Kalu, berkunjung ke Provinsi Sulawesi Utara, Jumat, (27/4/2018) pagi. Kedatangan Dubes Salana Kalu berserta rombongan itu diterima langsung oleh Gubernur Olly Dodokambey, SE.
Dalam pertemuan yang digelar di Ruangan Kantor DPRD Sulut itu terungkap sejumlah hal penting yakni : rencana pertemuan negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik yang bakal diadakan di Sulut, penyelamatan koral atau terumbu karang dan pembangunan di Papua.
"Kami sedang melobi agar pertemuan negara-negara kepulauan di Pasifik dapat dilaksanakan Sulut karena kita juga merupakan negara kepulauan. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk menyatukan pendapat," ujar Olly.
Terkait pembahasan koral, Olly menyebutkan strategisnya kedudukan Indonesia dan Kepulauan Solomon sebagai pendiri The Coral Triangle Initiative (CTI). Adapaun negara lainnya yang menjadi pendiri CTI adalah Timor Leste, Filipina, Malaysia dan Papua Nugini.
Diketahui, kawasan segitiga karang dunia atau biasa disebut Coral Triangle, selama ini dikenal sebagai kawasan inti karena tingginya keanekaragaman terumbu karang di dunia. Berbagai upaya terus dilakukan negara-negara yang wilayahnya masuk dalam segitiga karang dunia untuk menyelamatkan terumbu karang yang tersisa saat ini.
Adapun pembahasan tentang Papua menjelaskan besarnya apresiasi pemerintah Kepulauan Salomon kepada Pemerintah Indonesia atas perhatian yang sangat besar untuk membangun Papua. Bahkan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia di seluruh kabupaten/kota di Papua berjalan dengan baik.
"Isu di negara mereka seolah-olah Papua dikucilkan ternyata tidak benar setelah mereka mengunjungi langsung Papua," kata Olly.
Menariknya, pada pertemuan itu Gubernur Olly memakai kalung tradisional berbahan kerang yang merupakan cendera mata dari Pemerintah Kepulauan Solomon.
Agenda itu turut dihadiri Ketua DPRD Andrei Angouw, Wakil Gubernur Drs. Steven O.E Kandou, Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS dan para pejabat Pemprov Sulut. (SE)
Dalam pertemuan yang digelar di Ruangan Kantor DPRD Sulut itu terungkap sejumlah hal penting yakni : rencana pertemuan negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik yang bakal diadakan di Sulut, penyelamatan koral atau terumbu karang dan pembangunan di Papua.
"Kami sedang melobi agar pertemuan negara-negara kepulauan di Pasifik dapat dilaksanakan Sulut karena kita juga merupakan negara kepulauan. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk menyatukan pendapat," ujar Olly.
Terkait pembahasan koral, Olly menyebutkan strategisnya kedudukan Indonesia dan Kepulauan Solomon sebagai pendiri The Coral Triangle Initiative (CTI). Adapaun negara lainnya yang menjadi pendiri CTI adalah Timor Leste, Filipina, Malaysia dan Papua Nugini.
Diketahui, kawasan segitiga karang dunia atau biasa disebut Coral Triangle, selama ini dikenal sebagai kawasan inti karena tingginya keanekaragaman terumbu karang di dunia. Berbagai upaya terus dilakukan negara-negara yang wilayahnya masuk dalam segitiga karang dunia untuk menyelamatkan terumbu karang yang tersisa saat ini.
Adapun pembahasan tentang Papua menjelaskan besarnya apresiasi pemerintah Kepulauan Salomon kepada Pemerintah Indonesia atas perhatian yang sangat besar untuk membangun Papua. Bahkan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia di seluruh kabupaten/kota di Papua berjalan dengan baik.
"Isu di negara mereka seolah-olah Papua dikucilkan ternyata tidak benar setelah mereka mengunjungi langsung Papua," kata Olly.
Menariknya, pada pertemuan itu Gubernur Olly memakai kalung tradisional berbahan kerang yang merupakan cendera mata dari Pemerintah Kepulauan Solomon.
Agenda itu turut dihadiri Ketua DPRD Andrei Angouw, Wakil Gubernur Drs. Steven O.E Kandou, Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS dan para pejabat Pemprov Sulut. (SE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar