BANTEN, RedaksiManado.Com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan siap dipanggil datang ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menjelaskan terkait peryataan isu import senjata ilegal.
Selain itu, ia siap menjelaskan tentang ratusan senjata jenis Stand Alond Grand Launcher (SAGL) milik Polri yang ditaham oleh Badan Intelejen Strategis (BAIS) TNI.
"Ya saya dengan senang hati akan memberikan penjelasan. Karena yang saya berikan penjelasan hanya kepada Presiden dan DPR," ungkap Gatot Nurmantyo di sela-sela Gladi Bersih persiapan HUT ke-72 TNI, di KRI dr. Soeharso 990, Perairan Selat Sunda, Banten, Selasa (3/10/2017).
Meski Jenderal Gatot siap dipanggil oleh DPR, namun ia mengaku mengetahui kabar tersebut justru dari media. Meski begitu, menurut Gatot, sangat wajar jika DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat meminta klarifikasi soal senjata tersebut. "saya pikit DPR itu lambang konstitusi, meminta pertanggung jawaban kepada TNI. Yaa saya dengan senang hati akan memberikan penjelasan," jelas Gatot Numantyo.
Diketahui sebelumnya, senjata jenis Stand Alond Grand Launcher (SAGL) diketahui merupakan milik institusi Polri yang di impor dari Arsenal. Saat ini senjata tersebut masih tertahan di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Nantinya senjata tersebut, akan diberikan kepada Koprs Brimob Polri.
Lebih lanjut, Gatot menuturkan sampai saat ini masih melakukan komunikasi secara baik kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait hal tersebut. (TL)
Selain itu, ia siap menjelaskan tentang ratusan senjata jenis Stand Alond Grand Launcher (SAGL) milik Polri yang ditaham oleh Badan Intelejen Strategis (BAIS) TNI.
"Ya saya dengan senang hati akan memberikan penjelasan. Karena yang saya berikan penjelasan hanya kepada Presiden dan DPR," ungkap Gatot Nurmantyo di sela-sela Gladi Bersih persiapan HUT ke-72 TNI, di KRI dr. Soeharso 990, Perairan Selat Sunda, Banten, Selasa (3/10/2017).
Meski Jenderal Gatot siap dipanggil oleh DPR, namun ia mengaku mengetahui kabar tersebut justru dari media. Meski begitu, menurut Gatot, sangat wajar jika DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat meminta klarifikasi soal senjata tersebut. "saya pikit DPR itu lambang konstitusi, meminta pertanggung jawaban kepada TNI. Yaa saya dengan senang hati akan memberikan penjelasan," jelas Gatot Numantyo.
Diketahui sebelumnya, senjata jenis Stand Alond Grand Launcher (SAGL) diketahui merupakan milik institusi Polri yang di impor dari Arsenal. Saat ini senjata tersebut masih tertahan di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Nantinya senjata tersebut, akan diberikan kepada Koprs Brimob Polri.
Lebih lanjut, Gatot menuturkan sampai saat ini masih melakukan komunikasi secara baik kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait hal tersebut. (TL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar