Menurut Arief, Jokowi seperti lari dari kenyataan dengan melempar pernyataan seperti itu. Arief mengatakan ukuran daya beli masyarakat dipatikan dirilis oleh institusi pemerintah melalui survei angka-angka di lapangan, seperti BPS dan Bank Indonesia, setiap triwulan.
Pernyataan soal daya beli yang dipolitisasi, dipandang Arief, sebagai bentuk ketakutan Jokowi menjelang Pilpres 2019. Arief pun meminta Jokowi bicara berlandaskan data. "Jadi kalau Joko Widodo sudah menuduh lawan politiknya dengan isu daya beli turun dan menyebabkan elektabilitas turun, terkesan Joko Widodo udah ketakutan. Coba cek ke BPS, tingkat kemiskinan makin turun apa naik? Joko Widodo ngomong pakai data dong, jangan asal nuduh ya," beber Arief.
Jokowi menyebut isu daya beli yang anjlok diembuskan oleh orang yang punya kepentingan politik jangka pendek, menuju Pemilu 2019. Jokowi menantang orang itu untuk blak-blakan saja. (TL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar