Dalam sambutannya, Gubernur Olly Dondokambey, SE mengajak seluruh pemerintah kabupaten dan kota serta masyarakat Sulut untuk tidak membeda-bedakan namun selalu, bersinergi, bergotong-royong, bersatu-padu, bekerjasama, bersepakat menjalin persatuan dan kebersamaan guna menyelesaikan persoalan. "Demi terwujudnya Sulawesi Utara berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam budaya," ungkap Olly.
Terkait pembangunan di bidang ekonomi, Olly menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Sulut melaju dengan cepat pada Triwulan I tahun 2017 sebesar 6,43 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01 persen. Inflasi pun dapat dipertahankan pada level satu digit yaitu pada angka 3,59 persen.
Disamping itu, untuk sektor investasi, total realisasi investasi periode Januari s/d Juni 2017 mencapai Rp. 2,86 triliun (PMA Rp 2,5 triliun dan PMDN Rp. 319 miliar. Pencapaian ini 114,4 persen lebih besar dari target RPJMD Sulut yang sebesar Rp. 2,5 triliun melalui investasi pada sektor pariwisata, energi dan pertambangan.
"Di tahun 2017, total realisasi investasi telah melampaui target yang ditetapkan," kata Olly.
Tren pertumbuhan ekonomi Sulut yang positif pada tahun 2017, juga telah mampu menurunkan angka pengangguran. Hal ini terlihat dari angka pengangguran di Provinsi Sulut yang pada tahun 2017 sebesar 6,12 persen turun dibandingkan keadaan pada tahun 2016 sebesar 7,82 persen.
Sementara, tingkat kemiskinan di Sulut pada tahun 2017 sebesar 8,1 persen turun dibandingkan keadaan pada tahun 2016 sebesar 8,98 persen. Sejauh ini, angka kemiskinan di Sulut lebih rendah jika dibandingkan dengan nasional yang mencapai 10,64 persen.
Pembangunan yang terkait dengan stabilitas politik dan keamanan di Sulut juga terus mengalami kemajuan. Ini terbukti Sulut sebagai barometer kerukunan di Indonesia. Bahkan BPS merilis data tingkat kebahagian masyarakat Sulut mencapai 73,69 atau tertinggi ketiga secara nasional. "Artinya, bahwa masyarakat Sulut merasa berbahagia tinggal, hidup dan bekerja di wilayah ini," pungkas Olly.
Begitu juga di tingkat demokrasi, Sulut mampu mencapai indeks demokrasi sebesar 76,34 jauh melebihi angka indeks demokrasi Indonesia yang berada pada angka 70,09. Keadaan positif juga tercapai di bidang kesehatan. Jumlah balita gizi buruk pada semester pertama 2017 ini, turun 0,007 persen. Diikuti jumlah kematian ibu yang turun sebesar 4,1 persen dan angka harapan hidup yang mencapai 70,9 tahun.
Sebelumnya, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw yang memimpin langsung paripurna itu, mengapresiasi seluruh masyarakat Sulut yang turut bekerja membangun Sulut.“Atas nama pimpinan DPRD, kami berterima kasih setinggi-tingginya kepada semua pihak, khususnya seluruh masyarakat yang telah bergotong royong mewujudkan cita-cita Provinsi Sulawesi Utara,” katanya.
Disamping itu, Angouw juga berharap, agar peringatan HUT Prov. Sulut itu mampu memperkuat persatuan masyarakat Sulut. “Saya harap ini dapat menjadikan kita semakin mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan serta melakukan yang terbaik untuk Sulut yang kita cintai,” tandasnya.
Adapun rapat paripurna istimewa turut dihadiri turut dihadiri Wakil Gubernur, Drs. Steven O.E. Kandouw, Jajaran Forkopimda, Ketua TP-PKK, Ir. Rita Maya Tamuntuan, Wakil Ketua TP-PKK, dr. Kartika Devi Tanos, Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS serta para bupati dan walikota. (Jack)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar