Dari foto yang diunggah akun media sosial instagram @miminsekayu, tampak pria yang diapit dua perempuan tengah duduk berdampingan. Ketiganya memakai pakaian khas Palembang.
Usut punya usut, pria beruntung itu adalah HN, warga Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Peristiwa tak biasa itupun dibenarkan oleh Camat Babat Toman, Agus Kurniawan membenarkan seorang warganya yang menikahi dua wanita sekaligus. Namun, dia mengaku tidak mengetahui cerita lengkapnya.
"Benar, laki-lakinya warga kita, tinggal di Desa Kasmaran. Sedangkan kedua wanita itu tinggal di desa kecamatan lain," ujar Agus saat dikonfirmasi, Selasa (16/5).
Sementara itu, Kepala Desa Kasmaran, Kecamatan Babat Toman, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Effendi (52) mengungkapkan jika dirinya berikut tamu undangan yang hadir begitu terkejut mendapati tiga orang di kursi pelaminan. Sebab, sepengetahuan warga pernikahan yang terjadi pernikahan seperti pada umumnya.
"Kami sama sekali tidak tahu ada rencana begitu, pas datang ternyata pengantin wanita ada dua, duduk di pelaminan, yang pria duduk di tengah-tengah," ungkap Effendi saat dihubungi awak media
Sontak, ketiganya pun menjadi bidikan mata kamera para tamu undangan. "Waduh, hebohlah, kan baru pertama kali terjadi. Pokoknya rame ambil foto mereka," ujarnya.
Meski demikian, ketiganya nampak menikmati momen tersebut. Raut kebahagian selalu dipancarkan dari wajah dua mempelai wanita dan satu mempelai pria itu. Pun halnya dengan kedua orang tua para mempelai.
"Tamu yang seru, pengantinnya bahagia, senyum-senyum, tertawa di pelaminan. Akur kelihatannya."
Effendi pun menceritakan permintaan HN kepada dirinya beberapa saat sebelum menggelar resepsi tersebut.
Semula HN menghadap kepadanya untuk meminta dibuatkan surat pengantar pernikahan (NA) karena ingin menikah dengan gadis asal desa lain, yakni Karang Ringin, Kecamatan Lawang Setan. Effendi pun ikut menghadiri penyerahan seserahan yang diminta calon mempelai wanita sebelum akad nikah.
"NA-nya saya buat dan waktu serah-serahan, saya juga ikut ke rumah wanita. Saya juga yang menyerahkan duit."
Lalu, HN dan wanita yang belum diketahui namanya itu melakukan akad nikah di rumah mempelai wanita, Sabtu (6/5). Keesokan harinya digelar resepsi pernikahan di tempat yang sama.
Dua hari kemudian, HN kembali menemui Effendi untuk meminta diterbitkan NA dengan alasan ingin menikahi wanita lain lagi. Namun, permintaan HN ditolak Effendi.
"Dia (HN) bilang mau nikah lagi sama gadis asal Desa Karang Anyar, satu kecamatan dengan gadis yang dinikahinya pertama. Jadi saya tolak, tidak bisa keluarkan NA lagi," ujarnya.
Satu pekan kemudian atau pada Minggu (14/5) kemarin, Effendi kaget karena di pelaminan saat resepsi di rumah HN di desanya ada dua pengantin wanita yang duduk di sebelah pengantin pria. Mereka sama-sama mengenakan pakaian ada Sumsel.
"Ternyata, pengantin satunya istri sirinya. Mereka duduk di pelaminan waktu resepsi seadanya di kampung," kata Effendi.
Dari cerita yang didengarnya, wanita asal Karang Anyar itu lebih dulu dinikahinya, sekitar dua hari sebelum akad nikah dengan wanita asal Karang Ringin. Hanya saja, pernikahannya tidak tercatat di pemerintahan.
"Ya nikah siri begitu, lebih dulu malah, dua hari apa jaraknya. Mungkin dia minta NA itu buat nikahi wanita satunya itu," pungkasnya. [Tian]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar