» » » » GAMKI Sulut Dukung Sikap Pemerintah Bubarkan HTI

MINAHASA, RedaksiManado.Com - Teror terhadap ideologi Pancasila masif digalakkan sederet kelompok radikal belakangan ini. Kondisi itu memantik gerak perlawanan elemen anak bangsa, salah satunya Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Bumi Nyiur Melambai. Sikap penolakan terhadap paham radikalisme dan berbagai bentuk aksi intoleransi, kencang digaungkan organisasi kepemudaan yang dikomandoi Meidy Y Tinangon SSi, MSi ini. 
Dalam pernyataan sikapnya, GAMKI Sulut mendukung penuh sikap pemerintah untuk memproses hukum pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), salah satu Ormas yang giat menggelorakan ideologi Khilafah Islamiyah di Bumi Nusantara. "Langkah yang ditempuh pemerintah sudah sangat tepat, karena pemerintah harus menunjukan ketegasannya untuk mempertahankan tetap utuhnya Pancasila sebagai fondasi bernegara. Prinsip dan praktek bernegara yang bertentangan dengan nilai Pancasila haruslah ditentang dan diambil langkah tegas," seru Tinangon.
GAMKI, kata dia, melihat komitmen ber-Indonesia sebagai negara yang dibangun dengan konsensus bersama dengan kemajemukan atau pluralistik dari perspektif Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA), mulai dikhianati oleh sejumlah kelompok dengan menonjolkan sikap intoleransi, radikalisme dan anti Pancasila. "Setiap elemen bangsa harus mengingat kembali komitmen berindonesia dalam bingkai Pancasila sebagai perekat keindonesiaan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika," seru Tinangon.
"Artinya, kehidupan berbangsa yang pluralistik tidak ada tempat bagi kelompok yang dengan dalih syiar agama hendak merubah tatanan berbangsa dengan memaksakan prinsip tatanan bernegara yang dianut agama atau kelompok tertentu," tegas dia.
Tiga Pokok Pikiran GAMKI 
Sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi berbangsa, GAMKI Sulut akhir pekan lalu menggelar dialog tentang Relasi Agama, Budaya dan Demokrasi serta prakteknya dalam Kehidupan Berbangsa dan Bergereja. Dari diskusi tersebut, DPD GAMKI Sulut menghimpun dan merangkum beberapa pemikiran-pemikiran melalui pokok pikiran.
"Pertama, dari perspektif kekristenan posisi GAMKI jelas bahwa umat Kristen menghargai keberagaman dan saling menghargai dan mengasihi sesama manusia. Dalam konteks ber-Indonesia, GAMKI berpendapat bahwa wajib hukumnya bagi setiap warga gereja untuk menghargai hak beragama umat non Kristen, dan adalah sebuah kesukacitaan jika antara sesama manusia yang berbeda agama bisa hidup berdampingan dengan rukun dan damai," papar Tinangon.
Yang kedua, lanjut Tinangon, GAMKI menilai agama sering menjadi korban eksploitasi elit untuk kepentingan politik semata. Eksploitasi elit terhadap isu agama bahkan SARA pada akhirnya menstimulus sikap intoleransi bahkan radikalisme atas nama agama atau kultur. "Padahal baik agama maupun politik punya maksud mulia untuk mensejahterakan umat dan masyarakat dalam tatanan dunia yang penuh damai sejahtera atau syaloom," sebut dia.
Terakhir, GAMKI meminta elit politik, elit agama,  dan elit ekonomi untuk menghentikan praktik-praktik eksploitatif terhadap agama untuk kepentingan pribadi dan atau kelompok demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang majemuk. (Angel)

Angel Mendur , , 5/16/2017

Penulis: Angel Mendur

RedaksiManado.Com : Situs Media Online yang menyajikan berita secara umum baik Internasional, Nasional dan Khususnya di Sulawesi Utara
«
Berikutnya
Posting Lebih Baru
»
Sebelumnya
Posting Lama

Tidak ada komentar: