Pemuda GMIM Sulut (foto/ist) |
REDAKSI
MANADO.com – Sulawesi Utara (sulut), selain terkenal dengan istilah bumi nyiur
melambai, Sulut juga terkenal dengan kuatnya Kerukunan dan keharmonisan antar
umat beragama. Biasanya suatu daerah menjadi aspek kesatuan NKRI, untuk bisa
hidup bermasyarakat adil dan makmur,tanpa ada kecaman dari pihak manapun,
sehingga inilah yang dirasakan oleh masyarakat Sulawesi Utara khususnya yang hidup
saling berdampingan dalam perbedaan agama, suku dan ras memberi keragaman hidup
yang toleran.
Memang akhir-akhir
ini masayarakat Sulut dihebohkan dengan beberapa gesekan yang terjadi baik di Sulut
maupun diluar, seperti beberapa waktu yang lalu terjadi pembakaran gereja di
Aceh Singkil yang membuat keberagaman dan konstitusi Negara ini tercoreng. Namun
sebagai sesama warga Gereja, Pemuda Sinode GMIM turut merasa prihatin dengan
kehidupan saudara-saudara kita di Aceh Singkil yang saat ini banyak mengungsi
akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengadu domba agama ini.
Berlokasi Kantor
Gubernur Sulut. Ratusan jemaat gereja GMIM dari berbagai kabupaten, kembali
melakukan aksi demo, dimana langsung dipimpin oleh Ketua Pemuda Sinode GMIM Pnt. Toar U. Y.
Pangkey, MT, sehingga langsung disambut oleh Sekertaris provinsu Sulawesi Utara
H.S Mokodongan, sebagaimana yang terpantau Redaksi pada jumat belum lama ini.
Aksi damai
ini merupakan pernyataan sikap dan solidaritas Pemuda GMIM terhadap pembakaran
Gereja di Aceh Singkil. Kami akan menyerukan kepada Pemerintah untuk dapat
melindungi kebebasan memeluk agama dan beribadah karena hal ini merupakan
amanat konstitusi, memberikan rasa aman kepada setiap warga negara tanpa
melihat Suku Ras Agama dan Kepercayaan. Selain itu mereka juga mendeklarasikan 4 tuntutan dan sudah ditanda tangani oleh
Sekprov Sulut, agar pemerintah segera mengusut pelaku pembakaran gereja dan
menghentikan aksi pembakaran gereja di Indonesia, khususnya di Sulut. (lukman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar